Implementasi HET Beras Dukung Stabilitas Harga Pangan

MEDAN, KabarMedan.com  | Terkendalinya harga komoditas pangan telah mendorong inflasi Sumatera Utara pada bulan Oktober 2017 kembali menurun menjadi 0,23% (mtm). Ini lebih rendah dari rata-rata inflasi bulan Oktober selama 5 tahun terakhir yang mencapai 0,55% (mtm).

Namun, capaian inflasi tersebut masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan inflasi nasional sebesar 0,01% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, inflasi tahun kalender Sumatera Utara sampai dengan Oktober 2017 mencapai 2,05% (ytd). Secara spasial, Inflasi terjadi di seluruh kota IHK Sumatera Utara yakni Sibolga (0,31%), Medan (0,24%), Padangsidimpuan (0,16%), dan Pematangsiantar (0,15%).

Sumber inflasi bulan ini, berasal dari kelompok volatile food dan administered prices sebagai penyumbang inflasi terbesar. Inflasi kelompok volatile food di bulan Oktober mencapai 0,34% (mtm). Cabai merah kembali menjadi komoditas penyumbang inflasi terbesar di Sumatera Utara dengan andil mencapai 0,28%.

“Peningkatan harga cabai merah selama bulan Oktober 2017 disebabkan oleh faktor cuaca yang mengakibatkan hasil tanam yang kurang maksimal,” kata Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumut, Budi Trisnanto, Kamis (2/11/2017).

Implementasi Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk komoditas beras yang berjalan efektif telah mendorong komoditas beras mengalami deflasi sebesar 0,20% (mtm) atau andil sebesar -0,01%, sehingga mampu menahan tekanan inflasi bulan Oktober 2017.

Komoditas lain yang mengalami deflasi diantaranya bawang merah, daging ayam ras, dan bawang putih. Deflasi pada komoditas pangan utama tersebut diharapkan dapat memberikan keyakinan bahwa perkembangan harga komoditas akan relatif terkendali. Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan inflasi pada kelompok ini tercatat relatif rendah, yaitu sebesar 0,47%.

“Tekanan inflasi Administered Prices mengalami peningkatan mencapai 0,30% (mtm). Inflasi administered prices terutama disebabkan oleh inflasi subkelompok bahan bakar rumah tangga yang meningkat menjadi 1,02% (mtm) dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 0,19% (mtm). Sumber inflasi didorong oleh kenaikan harga gas elpiji 3Kg akibat kelangkaan pasokan di beberapa wilayah Sumatera Utara terutama di kota Medan. Secara tahunan, inflasi pada kelompok administered prices sebesar 6,85%,” ujarnya.

Sementara itu, di bulan ini kelompok inti relatif terjaga yakni 0,09% (mtm) atau turun jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 0,26% (mtm). Komoditas emas perhiasan pada kelompok sandang memberikan sumbangan terbesar dengan inflasi mencapai 1,51% (mtm).

“Kenaikan harga emas perhiasan dipengaruhi oleh kenaikan harga emas global yang didorong oleh adanya keyakinan kenaikan suku bunga The Fed yang ketiga kali untuk tahun 2017. Ditambah dengan adanya pengaruh pencalonan Gubernur Federal Reserve yang baru sehingga diperkirakan harga emas perhiasan akan terus mengalami kenaikan. Rendahnya inflasi inti ini mengindikasikan belum adanya tekanan dari sisi permintaan,” ungkapnya.

Inflasi Sumatera Utara sampai dengan akhir tahun 2017 diyakini masih terkendali dan berada pada sasarannya, yaitu 4%±1% (yoy). Namun demikian, risiko inflasi diperkirakan masih tinggi karena secara historis, inflasi pada akhir tahun relatif lebih tinggi terutama didorong oleh kenaikan harga-harga komoditas seperti cabai merah, rokok filter, tarif listrik, bawang merah, beras, dan angkatan udara.

Dalam menghadapi Perayaan Natal dan Tahun Baru yang diperkirakan akan meningkatkan permintaan yang akan mendorong kenaikan harga, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Utara bersama dengan Pemerintah Daerah, melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sumatera Utara terus melakukan upaya pengendalian inflasi sesuai roadmap TPID.

Hal ini untuk menjamin pasokan dengan didukung distribusi penyaluran kebutuhan pokok juga menjaga ekspektasi inflasi masyarakat.

“Khusus untuk komoditas bawang merah TPID Sumatera Utara melakukan koordinasi kerja sama dengan daerah lain seperti Riau dan Jawa Tengah agar pasokan bawang merah tetap terjaga,” pungkasnya. [KM-03]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.