OJK : Perkembangan dan Profil Risiko Industri Jasa Keuangan Hingga Awal Oktober “Normal”

KABAR MEDAN | Otoritas Jasa Keuangan menilai perkembangan dan profil risiko di industri jasa keuangan hingga awal Oktober secara umum berada dalam kondisi normal. Penilaian tersebut merupakan kesimpulan Rapat Bulanan Dewan Komisioner OJK yang digelar rutin pada minggu kedua setiap bulan untuk mengevaluasi perkembangan dan profil risiko di industri jasa keuangan.

Secara global pemulihan ekonomi pada negara maju tetap berlanjut namun tidak merata/seimbang. Efek rambatan dari normalisasi kebijakan AS terhadap negara-negara berkembang (Emerging Market) serta perlambatan ekonomi Tiongkok dan Jepang perlu dicermati. Perbaikan ekonomi AS, sebagaimana ditunjukkan oleh berbagai indikator, sempat menimbulkan kekhawatiran akan percepatan normalisasi kebijakan The Fed. Namun memburuknya proses pemulihan di beberapa negara lain, menimbulkan persepsi bahwa pelaksanaan normalisasi tidak secepat yang diperkirakan sebelumnya. Perekonomian Tiongkok diperkirakan masih tetap akan bertumbuh dalam level yang moderat (7,4%). Pertumbuhan ini juga terjadi di beberapa emerging economies utama. Pertumbuhan ekonomi Jepang melambat dan belum pulih dari kebijakan penerapan kenaikan pajak penjualan.

Perekonomian domestik masih tumbuh melambat, antara lain ditandai dari konsumsi swasta yang cenderung melambat pasca-pesta demokrasi 2014, konsumsi Pemerintah tumbuh rendah karena penghematan anggaran untuk pengendalian defisit fiskal serta konsumsi rumah tangga dan kinerja ekspor diperkirakan masih tumbuh melambat hingga akhir 2014,” kata Deputi Komisioner Manajemen Strategis IB Otoritas Jasa Keuangan, Lucky F.A. Hadibrata, dalam siaran pers yang diterima KabarMedan.com, Jumat (17/10/2014).

Menurutnya, Kondisi perbankan, permodalan dan intermediasi perbankan menunjukkan perkembangan positif, kinerja rentabilitas dan efisiensi perbankan tergolong baik hal tersebut tercermin dari permodalan yang masih tergolong tinggi, CAR pada level 19,52% dan didominasi komponen modal inti (Tier 1), rentabilitas relatif stabil tercermin dari ROA dan NIM yang relatif stabil per Agustus 2014 masing-masing sebesar 2,9% dan 4,2%, efisiensi relatif stabil tercermin dari BOPO yang relatif tidak berubah yakni 76,4%.

“Kondisi di Pasar Saham, walaupun IHSG secara point-to-point relatif stabil, namun selama September mengalami volatilitas yang cukup tinggi. Di tengah fluktuasi di pasar saham, NAB reksa dana masih menguat, didukung oleh net subscription yang cukup besar. NAB reksa dana pada bulan September meningkat Rp3,39 triliun (1,58%) sehingga secara total menjadi Rp217,73 triliun. Net subscription terbesar dialami oleh reksa dana pasar uang (Rp1,81 triliun), sedangkan reksa dana saham membukukan net redemption Rp175 miliar, namun pada akhir minggu tercatat net subscription yang cukup tinggi, ” kata Lucky.

Nilai investasi dana pensiun dan asuransi per Agustus 2014 menunjukkan peningkatan, sejalan dengan tren penguatan pasar pada bulan tersebut. Nilai investasi dana pensiun tercatat sebesar Rp173 triliun meningkat sebesar 1,38% dibandingkan posisi Juli 2014. Nilai investasi asuransi tercatat sebesar Rp605,05 triliun, meningkat 2,91% dibandingkan posisi bulan Juli.

Pertumbuhan piutang pembiayaan melambat, aset perusahaan pembiayaan per Agustus meningkat 8,46% (yoy) menjadi Rp412,46 triliun dan piutang pembiayaan meningkat 8,54% (yoy) menjadi Rp363,48 triliun. Per Agustus 2014, pertumbuhan piutang pembiayaan melanjutkan perlambatan dan tercatat sebesar 8,54% yoy (Juli: 10,61%). Hal ini antara lain dipengaruhi oleh peningkatan suku bunga perbankan yang juga mempengaruhi suku bunga pembiayaan yang disalurkan.

Lucky menambahkan, risiko likuiditas, pada perbankan tergolong relatif rendah. Rasio LDR sedikit menurun, namun masih terdapat potensi risiko likuiditas sejalan ketergantungan terhadap pendanaan non-inti serta rasio deposan inti yang masih cukup tinggi. Pada Pasar Modal, nilai transaksi perdagangan saham pada September meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, sejalan dengan maraknya sentimen pasar yang terjadi selama bulan tersebut. Sementara bid-ask spread mengalami penyempitan.

Risiko kredit lembaga jasa keuangan secara umum berada pada level yang relatif rendah. Risiko kredit pada perbankan relatif rendah, kualitas kredit stabil, tercermin dari NPL yang rendah dan stabil. Perlu diwaspadai konsentrasi kredit pada debitur inti yang relatif tinggi, dan porsi kredit valas yang sensitif terhadap perubahan nilai tukar. Perusahaan pembiayaan, per Agustus 2014, Financing to Asset Ratio (FAR) dan Non Performing Financing (NPF) perusahaan pembiayaan meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Perlu tetap diwaspadai potensi peningkatan suku bunga terhadap tingkat NPF.

“Risiko pasar industri jasa keuangan relatif rendah, disektor perbankan risiko masih dikategorikan rendah dengan rata-rata Posisi Devisa Netto di bawah 3% selama setahun terakhir, jauh di bawah batas ketentuan 20%. Asuransi dan Dana Pensiun, sejalan dengan tren penguatan pasar di bulan Agustus, nilai investasi asuransi dan dana pensiun mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya. Reksa Dana, investasi membukukan peningkatan nilai pada seluruh instrumen utama selain saham. Perusahaan Pembiayaan, tingkat utang (gearing ratio) perusahaan pembiayaan kembali menunjukkan penurunan, sementara eksposur Utang Luar Negeri (ULN) perusahaan pembiayaan per Agustus mengalami peningkatan yang dipengaruhi oleh pelemahan nilai tukar rupiah pada bulan tersebut,”pungkas Lucky. [KM-01]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.