Stabilitas Inflasi di Sumut Tetap Terjaga

MEDAN, KabarMedan.com | Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Sumatera Utara di bulan Juli 2017 relatif stabil dan terkendali. Ditengah relatif terbatasnya produksi, secara bulanan inflasi tercatat 0,25%, berada sedikit di atas inflasi nasional yang sebesar 0,22%.Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan inflasi relatif stabil yang mencapai 3,82% dan sampai dengan periode laporan masih tercatat deflasi sebesar -0,18% (ytd).

“Secara spasial, inflasi terjadi di kota Medan sebesar 0,31% (mtm) dan Kota Pematang Siantar sebesar 0,26%(mtm). Sementara Kota Padangsidimpuan dan Kota Sibolga mengalami deflasi masing-masing sebesar -0,50% (mtm) dan -0,23%(mtm). Sumber inflasi di bulan ini terutama berasal dari kelompok volatile foods dan administered prices sebagai penyumbang inflasi terbesar,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Utara, Arief Budi Santoso, Selasa (1/8/2017).

Tekanan inflasi pada bulan Juli 2017 didorong oleh inflasi volatile food sebesar 0,37% (mtm) setelah pada bulan sebelumnya tercatat deflasi -1,09 (mtm). Inflasi pada kelompok ini terjadi pada komoditas daging ayam ras, cabai merah, bawang merah, ikan dencis, dan sawi hijau.

“Peningkatan harga daging ayam disebabkan oleh kenaikan permintaan masyarakat terhadap daging ayam akibat minimnya pasokan ikan. Sementara peningkatan harga pada komoditas bumbu-bumbuan terutama cabai merah diperkirakan didorong oleh terbatasnya pasokan di pasaran. Secara tahunan, inflasi pada kelompok ini tercatat relatif rendah, yaitu 1,49%,” ujarnya.

Sementara itu, tekanan inflasi Administered Price cenderung mereda yaitu hanya mencapai 0,40% (mtm), jauh dibawah angka inflasi bulan sebelumnya yang mencapai 2,05% (mtm). Sumber inflasi diperkirakan terkait dengan dampak lebaran dan libur anak sekolah sehingga tarif angkutan udara meningkat siginifikan, yaitu sebesar 17,94% (mtm), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat hanya 1% (mtm). Secara tahunan, inflasi pada kelompok administered prices menurun menjadi 8,04%.

Di sisi lain, kelompok inti relatif terjaga yang didukung stabilitas nilai tukar yang relatif dan ekspektasi inflasi yang terkelola dengan baik. Secara bulanan inflasi inti tercatat sebesar 0,07 (mtm), menurun dari bulan sebelumnya sebesar 0,30 (mtm).

“Rendahnya inflasi inti pada bulan Juli terutama didorong oleh penurunan harga emas yang terkait dengan kecenderungan masyarakat untuk menjual emasnya paska hari Raya. Di sisi lain, menurunnya permintaan gula pasir paska lebaran serta penetapan harga eceran tertinggi (HET) oleh Pemerintah juga mendorong penurunan harga gula pasir di pasaran. Secara tahunan, inflasi inti tercatat relatif rendah, yaitu 3,04%,” jelasnya.

Ke depan, inflasi diyakini dapat tetap terkendali dan berada pada sasarannya, yaitu 4%±1% (yoy). KPw Bank Indonesia Sumatera Utara dan Pemerintah Daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sumatera Utara senantiasa melakukan upaya pengendalian inflasi sesuai roadmap yang terlah disusun. “Dalam jangka pendek difokuskan pada pengelolaan pasokan dan distribusi khususnya bahan kebutuhan pokok,” pungkasnya. [KM-03]

 

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.