Madu Berkhasiat di Objek Wisata Batu Katak Sumatera Utara

Madu berkhasiat di objek wisata Batu Katak, Sumatera Utara. (Foto: Istimewa)

MEDAN, KabarMedan.com | Kawasan Ekowisata Batu Katak di Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara tidak hanya menawarkan keindahan sungai dan pesona alamnya yang sejuk ditambah keunikan flora dan fauna langka yang ada di dalamnya.

Terdapat hal menarik lainnya yang dapat dinikmati wisatawan saat berkunjung ke objek wisata ini yaitu Trigona Area yang merupakan lokasi budidaya madu klanceng atau madu trigona.

Madu Trigona adalah madu yang dihasilkan oleh lebah trigona. Sejenis lebah kecil dengan tubuh yang ramping dan berwarna hitam.

Madu trigona dihasilkan oleh lebah trigona. (Foto: Istimewa)

Lebah trigona atau yang dikenal dengan sebutan lebah klanceng merupakan lebah yang tidak menyengat dan hidupnya tidak hanya bergantung dengan polen bunga seperti lebah madu jenis lainnya.

Madu klanceng adalah madu yang dihasilkan oleh lebah klanceng atau trigona yang memiliki rasa agak asam jika dibandingkan dengan madu lainnya. Madu ini memiliki konsistensi yang lebih encer.

Madu klanceng diklaim memiliki banyak manfaat kesehatan yang lebih banyak dibandingkan madu lainnya.

Madu klanceng umumnya digunakan untuk melawan bakteri, radang hingga sakit tenggorokan. Studi dari Reflux MD juga membuktikan bahwa antibakteri yang terdapat dalam madu dapat mempercepat tertutupnya luka sekaligus menyembuhkannya.

Baca Juga:  Dukung Mobilitas Berkelanjutan, Pemerintah Kota Medan dan Bluebird Group Hadirkan Bus Listrik
Proses pembudidayaan dan memanen madu trigona. (Foto: Istimewa)

Madu klanceng mengandung senyawa fenolik yang dapat melawan proses peradangan di dalam tubuh.

Fungsi ini mirip dengan reaksi antioksidan yang dapat mencegah terjadinya stress oksidatif yang dapat mengakibatkan munculnya berbagai masalah kesehatan pada tubuh seperti tumor dan kanker.

Untuk mencapai lokasi pembudidayaan madu pengunjung dapat berjalan kaki menyusuri jalan setapak selama 20 hingga 30 menit ditemani pemandu wisata lokal.

Di lokasi budidaya ini, pengunjung dapat menyaksikan proses pembudidayaan madu dan belajar banyak hal.

Selain belajar tentang budidaya madu, pengunjung juga dapat mencicipi langsung kenikmatan cita rasa madu klanceng yang khas dan penuh khasiat baik untuk mencegah maupun mengobati penyakit itu.

Kelengi Sitepuh, pemilik sekaligus petani madu klanceng mengatakan, keberadaan area pembudidayaan madu yang ditanam beragam bunga warna-warni serta bermacam jenis tanaman obat ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung.

“Biasanya turis luar negeri sering singgah ke sini,” ujarnya.

Kelengi Sitepuh membawa wisatawan ke lokasi budidaya lebah trigona dan panen madu trigona. (Foto: Istimewa)
Baca Juga:  Pimpinan DPRD Sergai Masa Jabatan 2024-2029 Resmi Dilantik

Menurutnya, keunikan rasa serta beragam khasiat yang terkandung di dalamnya menjadikan madu ini banyak digemari orang.

Permintaan akan madu ini juga cukup tinggi, bukan hanya dari wisatawan melainkan juga warga sekitar maupun turis lokal.

“Sering juga mengirim ke daerah pulau Jawa, kalau masyarakat di sini biasanya minta untuk untuk mengobati kerabatnya yang sedang sakit,” ucap Kelengi Sitepuh.

Kelengi mengaku madu hasil budidayanya kerap kehabisan persediaan. Ia menceritakan pernah terpaksa memanen madunya pada malam hari karena ada warga yang meminta untuk pengobatan kerabatnya yang sedang sakit.

“Pernah ada yang datang pesan madu untuk obat istrinya, tapi karena stoknya habis, jadi saya ke ladang malam-malam untuk mengambil madu,” terangnya.

Kelengi tidak hanya kebanjiran pesanan, ia juga mendapat banyak tawaran untuk menjadi pembicara dan berbagi ilmunya dalam berbagai forum terkait pembudidayaan madu klanceng.

“Sering juga diundang sebagai pembicara untuk pelatihan budidaya madu ini, biasanya itu dari pihak Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) dan Dinas Kehutanan,” tandasnya. [KM-07]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.