KABAR MEDAN | Sharmila (40), majikan yang tidak mengizinkan pulang pembantunya SD (15) hingga melompat dari lantai II rumah miliknya di Jalan Denai, Medan, Sumatera Utara (Sumut) membantah telah melakukan tindakan kekerasan.
Namun, ia mengaku kesal dengan tingkah pembantu keempatnya ini. “Tidak ada saya lakukan kekerasan. Saya memang sudah kesal sama dia. Masa sebagai pembantu tidak pernah mencuci pakaian saya, apalagi memandikan maupun mencebokkan anak saya. Pandainya hanya nyapu dan negepel,” ujar Sharmila yang sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini, Minggu (7/12/2014).
Tak hanya itu, ia juga merasa dibohongi pembantunya tersebut. “Katanya orang Melayu, tapi masa suaranya besar kayak gitu kalau ngomong. Katanya Islam, tapi tak pernah saya lihat dia salat dan saat saya tanya memang tidak pernah diajarkan dari kecil oleh orang tuanya,” ungkapnya.
Tak sampai disitu, ia juga mengaku pembantunya tersebut kerap tidur pukul 22.00 WIB dan bangun pada pukul 06.00 pagi. “Itu pun saya yang bangunkan lalu saya suruh cuci muka dan masak. Tak hanya itu, dia juga sering tidur jam 1 siang dan bangun sore. Pernah saya katakan sama dia, jika tidak kita gantian saja,” ungkapnya.
Melihat tingkah pemalas pembantunya itu, tersangka sudah membelikan tiket untuk memulangkan pembantunya ke kampung halamannya. “Sudah saya suruh teman untuk beli tiket dan memulangkan dia, tapi dia tidak mau,” jelasnya.
Ia mengaku, pembantunya itu dikenalkan oleh Aina Syafiitri (43) warga asal Batu Bara yang merupakan saudara jauh dari nenek korban. “Ibu Aina itu yang membawa SD itu kepada saya. Saya kasih juga untuk ongkos datang kemari,” katanya. [KM-03]