Sastra : Hidup Jujur dan Sederhana Itu Membuat Kita Nyaman

MEDAN, KabarMedan.com | Meski masih menunggu keputusan DPP PDI Perjuangan yang akan keluar dalam waktu dekat, bakal calon Walikota Medan periode 2015-20120, Sastra SH, M.Kn, mengaku optimis dapat melaju pada Pilkada Kota Medan yang akan dilaksanakan pada 9 Desember 2015.

“Saya tidak ambisius, tapi tetap optimis memiliki peluang besar untuk memperoleh dukungan dari masyarakat Kota Medan,” ujar Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Medan ini, Selasa (7/7/2015) malam.

Bagi Sastra, menjadi Walikota Medan tidaklah sulit. Karena kuncinya adalah keteladanan, kejujuran dan keberanian. Sementara, urusan teknis, diserahkan pada ahlinya.

Rasa optimisnya dibangun karena adanya peluang yang diberikan partai, serta dukungan dari berbagai pihak yang terus mengalir hingga hari ini.

“Sebagai kader partai saya tunduk dan patuh,” tegas Alumni Fakultas Hukum USU tahun 2005 ini.

Awalnya, Sastra berorganisasi dengan menjadi Ketua Ranting Pemuda Pancasila Glugur Darat I, dan Ketua PAC Pemuda Pancasila Kecamatan Medan Timur tahun 1990. Seiring perjalanan karir berorganisasinya, kini ia menjabat sebagai Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Medan.

Selain itu, ia juga menjabat Ketua DPC Banteng Muda Indonesia Kota Medan, Ketua DPC Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) Kota Medan, dan Ketua DPD Forum Pribumi Indonesia Bersatu Sumatera Utara.

“Saya memang hobi berorganisasi dan membela kaum tertindas. Bagi saya, membela orang-orang lemah yang diperlakukan semena-mena oleh pihak lain itu adalah sebuah kewajiban,” katanya.

Hal ini dibuktikan dengan ketika ia melihat seseorang diperlakukan tidak pantas. Dirinya langsung turun di tengah jalan untuk membela orang tersebut.

“Mungkin itu sudah panggilan jiwa saya,” ujar lelaki kelahiran Medan 1 September 1966 ini.

Ayah dari dua anak ini mengaku, dirinya merupakan pribadi yang perfeksionis dan pekerja keras. Sejalan dengan filosofi hidup yang dianutnya, yakni berusaha untuk menjadi yang terbaik dalam hidup dan pantang menyerah.

“Jika sudah terlalu lelah bekerja dan kurang istirahat, menyerah juga tubuh ini. Namun, perfeksionis dalam pekerjaan, saya penganut hidup jujur dan sederhana. Itu semua sudah saya lakoni sejak muda,” ungkapnya.

Prinsip kesederhanaan juga terlihat dari tampilan fasad kediamannya. Tidak banyak ornamen dan cenderung minimalis. Juga tak dibatasi oleh pagar.

“Hidup jujur dan sederhana itu membuat kita nyaman. Tidak ada sekat dalam berteman dan tidak tertekan oleh berbagai tuntutan kemajuan zaman. Untuk anak-anak saya pun menanamkan prinsip yang sama. Selain itu saya juga memberikan kebebasan bagi mereka untuk berkreasi dan membuat pilihan. Namun saya tetap mengawasi dan memberikan bimbingan,” ujarnya.

Untuk mengisi waktu luang, alumni Magister Kenotariatan USU tahun 2009 ini memilih berenang dan naik motor sebagai hobi pribadinya. Sastra juga tergabung dalam komunitas motor trail Gaspol dan sering menghabiskan waktu bersama memasuki hutan dengan motor trail.

“Kalau sudah naik motor, rasanya beban pikiran saya hilang semua. Nyaman rasanya menelusuri hutan-hutan dan daerah-daerah terpencil. Hutan di Pulau Jawa, Bali dan Kalimantan hampir seluruhnya sudah pernah saya jelajahi naik motor trail,” ujar suami dari Marlita Siregar ini.

Anak kedua dari sembilan bersaudara ini terbiasa hidup mandiri dan memiliki kebiasaan khusus untuk pola makannya.

“Saya cenderung tidak rewel untuk urusan selera. Tapi saya suka makanan yang akan saya santap itu dalam kondisi segar dan baru dimasak. Kalau sudah dihangatkan lagi saya kurang suka. Kalau lauk apa saja masuk,” kata pengagum Bung Karno ini. [KM-03]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.