YOGYAKARTA, KabarMedan.com | Sebanyak 15 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dipastikan masuk ke babak final Olimpiade Jaringan Mikrotik 2023. Para finalis ini mengungguli 415 SMK yang berasal dari 28 Provinsi di Indonesia.
Babak final akan dilaksanakan di Yogyakarta pada tanggal 16 sampai 20 Oktober 2023 dengan sistem karantina, yang akan menguji baik dari sisi pengetahuan maupun keterampilan melalui test tertulis, test praktek, dan cerdas cermat.
Sebelumnya mereka telah menempuh 3 tahapan seleksi, yaitu seleksi test tertulis secara daring, pembuatan video tutorial, dan test wawancara, yang diadakan sepanjang bulan September 2023.
Berdasarkan pengumuman finalis yang dilakukan secara daring pada tanggal 4 Oktober 2023, 15 SMK yang berhasil masuk babak final adalah:
Melihat proses seleksi di babak penyisihan, “Pembelajaran ilmu jaringan sudah merata hampir di semua Provinsi di Indonesia, terlihat dari antusias SMK yang mengikuti acara ini berasal dari 28 Provinsi di Indonesia,” ungkap Pujo Dewobroto, salah satu juri OJM2023.
Pada seleksi tahap 2, peserta diminta untuk membuat video tutorial dengan memilih salah satu topik: Konfigurasi Dasar, Static Routing, Packet Flow, Firewall Filter, Firewall Mangle, VPN, Simple Queue, HTB, Wireless, atau RouterOS Scripting.
OJM2023 ini adalah OJM ke-enam kalinya, yang merupakan acara tahunan yang diselenggarakan secara rutin sejak tahun 2016. Hanya di tahun 2021 dan 2022 OJM absen diadakan karena pandemi Covid-19.
“Yang paling pen menguji sejauh mana ilmu jaringan ini diajarkan di SMK, serta menemukan bibit unggul calon tenaga ahli jaringan yang siap untuk terjun di industri,” menurut Valens Riyadi, Direktur Utama PT Citraweb Solusi Teknologi yang juga Mikro
Ditambahkan oleh Debyo Surya Setiyawan, penyelenggara lomba ini, “Sebagian besar finalis pada tahun-tahun sebelumnya, bisa bekerja pada industri jaringan dan telekomunikasi, sebagai bukti bahwa acara ini juga menjadi jembatan strategis antara dunia pendidikan dan dunia industri.”
Pemenang OJM2023 ini akan mendapatkan uang pembinaan, serta bantuan perangkat keras jaringan untuk melengkapi laboratorium jaringan yang sudah ada di sekolah masing-masing, dengan total nilai lebih dari 160 juta rupiah. [KM-08]
