Walikota Terus Masuk Penjara, Warga Medan Trauma Memilih

MEDAN, KabarMedan.com | Pilkada serentak di Kota Medan hari ini, Rabu (9/12/2015), tak disambut warga dengan antusias. Hingga menjelang pukul 11.00 siang, sejumlah TPS masih tampak sepi.

Aktivitas di pasar juga berlangsung normal pada libur nasional ini. Di Pasar Petisah, hanya sekitar 10 persen dari 2.000-an pedagang yang tidak berjualan.

Sejumlah pedagang mengakui sengaja tidak mencoblos. “Gak mencoblos, jualan dululah,” kata Cut Nurmala, seorang pedagang sayur di Pasar Petisah.

Ditanya alasannya tidak memilih, perempuan berjilbab itu mengaku kecewa dengan pilihan yang pernah dibuatnya.

“Malas milihnya, sudah capek milihnya. Nanti dua minggu terpilih masuk penjara dia, tiga minggu masuk penjara lagi. Jadi sudah malas milihnya,” sambung Nurmala.

Baca Juga:  MUI Sergai Imbau Masyarakat Gunakan Hak Pilih pada Pilkada 2024

Pedagang lainnya, S Marbun, mengaku tidak memilih karena menurutnya tidak ada kandidat yang berkarakter bagus. Dia juga khawatir pengalaman di Pilkada sebelumnya terulang.

“Tidak ada karakter yang bagus. Sudah terpilih tidak becus, malah nantinya menyusahkan masyarakat. Cuma janji. Bagus gak usah milih,” ucapnya.

Dua Walikota Medan sebelumnya, Abdillah dan Rahudman Harahap, memang masuk bui karena kasus korupsi saat masih menjabat. Begitu juga dua Gubernur Sumut, Syamsul Arifin dan Gatot Pujo Nugroho. Kepala daerah dan mantan kepala daerah lain di Sumut juga sudah banyak yang terjerat perkara korupsi.

Baca Juga:  MUI Sergai Imbau Masyarakat Gunakan Hak Pilih pada Pilkada 2024

Pilkada Kota Medan hanya diikuti dua pasang calon, yaitu pasangan nomor urut 1, T Dzulmi Eldin – Akhyar Nasution, dan pasangan nomor urut 2, Ramadhan Pohan – Eddie Kusuma. Mereka akan memperebutkan 1.985.096 suara pemilih yang terdata dalam DPT.

T Dzulmi Eldin – Akhyar Nasution diusung PDIP, Golkar, Nasdem, PKS, PKPI, PAN dan PBB. Sementara itu, Ramadhan Pohan – Eddie Kusuma didukung Partai Demokrat, Gerindra, dan Hanura.

Dzulmi Eldin merupakan calon petahana karena sebelumnya dia menjabat Walikota Medan. Sementara Ramadhan Pohan adalah mantan anggota DPR yang juga elite Partai Demokrat. [KM-03]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.