Wagubsu Harapkan Songket Melayu Tak Punah

Salah seorang pengurus Yayasan Khazanah Melayu Deli memperlihatkan keindahan kain songket Melayu kepada Wagubsu Tengku Erry Nuradi dalam audiensi di ruang kerja Wagubsu, kantor Gubernur Sumut, Jl. Diponegoro Medan, Kamis (7/8/2014).

KABAR MEDAN | Kain songket merupakan warisan lelulur yang memiliki nilai tinggi. Kesulitan menenun dengan motif keemasan, membuat kain ini memiliki nilai dan harga cukup mahal. Untuk itu, Wakil Gubernur Sumatera Utara, Ir Tengku Erry Nuradi, M.Si berharap kepada Yayasan Khazanah Warisan Melayu Deli untuk terus mengembangkan kain songket agar warisan budaya ini tetap dapat dilestarikan sampai anak cucu.

Hal ini disampaikan Wagubsu saat menerima audiensi pengurus Yayasan Khazanah Warisan Melayu Deli di ruang kerjanya di kantor Gubernur Sumut, Jl. Diponegoro Medan, Kamis (7/8/2014).

Hadir dalam audiensi tersebut Pembina Yayasan Warisan Melayu Deli, Dr. T. Syarfina M.Hum bersama Ketua Irham Syahrezi serta OK Sahrir, T Mhd Dicky, Irsyad Nurfada dan Agung Satria.

Menurut Erry, budaya songket adalah budaya leluhur kita. Untuk itu, saya apresiasi atas kerja Yayasan Khazanah Warisan Melayu Deli yang terus menjaga dan melestarikan keberadaan kain songket dari kepunahan.

“Kain Songket Melayu mewarnai budaya di Sumut. Keberadaannya harus menjadi perhatian kita bersama, seperti hasil kerajinan dan budaya lainnya yang ada di Sumut,” ujar Erry.

Baca Juga:  Pelaku Pembunuhan Anak di Pantai Cermin Diciduk, Kedua Betis Dibedil Karena Melawan Saat Akan Ditangkap

Erry berharap semua pihak memberikan dukungan dalam pengembangan dan pelestarian kain songket Melayu Deli. Dengan begitu, kualitas dan motif songket Melayu semakin baik.

“Produksi juga harus menjadi perhatian agar maksimal, termasuk ketersediaan pasokan bahan baku kain songket,” harap Wagubsu.

Menyinggung mengenai promosi, Erry menyarankan Yayasan Khazanah Warisan Melayu Deli memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dengan membuat website agar produk kain songket dapat dipasarkan secara online.

“Tidak hanya membuka gerai, manfaatkan teklogi informasi dalam memasarkan kain songket. Bisa menggunakan websaite atau jejaring social lain sebagai media interaksi bisnis dengan calon pembeli lintas kota dan lintas negara. Siapapun bisa membeli dari belahan bumi manapun,” sebut Erry.

Pemerintah Provinsi Sumut sendiri terus mendorong pengembangan usaha kerajinan songket yang telah menjadi tradisi turun temurun ditekuni oleh sebagian masyarakat.

Sementara Pembina Yayasan Warisan Melayu Deli, Dr. T. Syarfina M.Hum mengatakan, pihaknya kini sedang mengembangkan pola pemasaran kain songket Melayu Deli, tidak hanya sebagai buah tangan khas dari Kota Medan bagi wisatawan lokal, namun juga bagi pelancong mancanegara.

Baca Juga:  Warga Gerah, Tuntut Sekdes Lubuk Bayas Mundur dari Jabatan, Dipergoki Warga di Rumah WIL

“Pemasaran melalui internet juga salah satu yang harus dimaksimalkan. Zaman sekarang, masyarakat mulai akrab melakukan transaksi jual beli di dunia maya,” sebut Syarfina.

Syarfina juga mengatakan, kain songket Melayu yang telah mendunia, kini terancam punah. Salah satu penyebabnya adalah makin berkurangnya perajin yang menguasai tenun songket Melayu.

“Metode tenun yang masih tradisional, kemudian jumlah perajin yang terbatas, menjadi ancaman kain songket punah. Apalagi dengan maraknya kain hasil pabrikan yang tak kalah cantik terus membajinri pasaran,” sebut Syarfina.

Untuk itu, Yayaysan Khazahan Melayu Deli berencana melakukan pelatihan kepada generasi muda agar keahlian menenun dapat berlangsung sepanjang masa.

“Kami ingin melestarikan warisan budaya melayu ini agar tidak hilang ditelan zaman,” ujarnya

Dalam audiensi tersebut, rombongan Yayasan Warisan Melayu Deli membawa beberapa contoh kain songket Melayu dengan berbagai motif. Wagubsu Tengku Erry membeli kain songket dengan motif tembakau deli. [KM-01]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.