Kemdikbud: Kepala dan Pengawas Sekolah Berprestasi Harus Sebarkan Praktik Baik  

MEDAN, KabarMedan.com | Inovasi merupakan kunci mengukur kemajuan sekolah di abad 21. Kepala sekolah dan pengawas sekolah dituntut mampu menghasilkan inovasi yang dapat ditiru sekolah lain. Inovasi seperti ini yang disebut Praktik Baik.

“Setiap sekolah mempunyai tantangan, karena itu kepala sekolah dan pengawas membutuhkan ragam pendekatan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dengan adanya praktik baik, segala keberhasilan bisa ditularkan ke sekolah lain,” kata Koordinator Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Forum Masyarakat Literasi Sumatera Utara (FORMALSU), Erix Hutasoit di Medan, Selasa (19/9/2017).

Anies Mucktiany, Kasubdit Kesejahteraaan, Penghargaan dan Perlindungan Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan (Dit. Pembinaan Tendik) Dikdasmen, GTK, Kemdikbud mengatakan, pihaknya saat ini mendorong dan sekolah dan pengawas berprestasi untuk menularkan praktik baiknya ke sekolah lain.

“Kami meminta kepala dan pengawas sekolah berprestasi untuk menuliskan dan mendokumentasikan dalam bentuk foto atau video praktik-praktik baik tersebut. Kami akan menerbitkannya dalam bentuk buku dan video yang akan disebarkan ke sekolah-sekolah di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Kemendikbud bersama dengan USAID PRIORITAS, melatih 170 peserta untuk mengembangkan sekolah seutuhnya dan menuliskan praktik baik yang mereka lakukan.

“Peserta dilatih untuk melibatkan semua unsur sekolah seperti guru, kepala sekolah, masyarakat, dan siswa. dalam mengembangkan praktik-praktik pendidikan yang baik dalam pembelajaran, budaya baca, manajemen sekolah, dan partisipasi masyarakat. Semua ini untuk memperkuat implementasi pendidikan karakter di sekolah,” ungkapnya.

Baca Juga:  Kajari Sergai Terima Penghargaan Keberhasilan Tim PAKEM Menjaga Kerukunan Beragama Sepanjang Tahun 2024

Salah satu rencana tindak lanjut dari pelatihan ini, sekolah tempat peserta bertugas juga didorong untuk melakukan showcase atau open house yang memperlihatkan keberhasilan dalam pembelajaran aktif, budaya baca, manajemen sekolah, dan peranserta masyarakat.

“Sekolah lainnya diundang untuk melihat dan belajar langsung praktik-praktik baik yang dapat dicontoh dan diterapkan di sekolahnya,” ucapnya.

Dalam pelatihan itu, teridentifikasi banyak praktik baik yang dapat dicontoh oleh sekolah-sekolah. Misalnya yang dilakukan Eti Suyanti saat memimpin SMKN 32 Jakarta, yang berhasil membuat para siswa anak berkebutuhan khusus (ABK).

Sekolahnya menjadi berprestasi dan dapat mengembangkan potensi terbaik sesuai kelebihan yang mereka miliki. Ada juga keberhasilan sekolah yang setelah menerapkan program budaya baca, para siswanya berhasil membuat satu buku hasil tulisan mereka sendiri.

Yang juga inspiratif, seperti yang dilakukan Setyaning Watiti, pengawas sekolah di Malang yang membantu guru-guru di sekolah dampingannya meningkatkan hasil ujian nasional siswa melalui penerapan pola plasma MGMP dalam supervisi akademik dengan pendampingan guru sejawat.

Baca Juga:  Kajari Sergai Terima Penghargaan Keberhasilan Tim PAKEM Menjaga Kerukunan Beragama Sepanjang Tahun 2024

Dalam kegiatan supervisi, pengawas tersebut melibatkan guru-guru terbaik menjadi pendamping bagi guru lainnya. Para guru tersebut belajar mulai membuat perencanaan, pelaksanaan, dan menilai hasil pembelajaran.

Mereka juga belajar langsung melihat para guru terbaik dalam mengajar, dan didampingi oleh pengawas dan guru terbaik saat mengajar di kelas.

Masih menurut Anies, praktik-praktik baik yang telah ditulis dan difoto atau divideokan dapat dikirimkan melalui email [email protected].

“Kami berharap pada akhir bulan September semua naskah, foto, dan video sudah dikirimkan kepada kami,” jelasnya.

Stuart Weston, Direktur Program USAID PRIORITAS, menyambut baik rencana Kemdikbud menerbitkan buku praktik baik kepala dan pengawas sekolah.

“Melalui buku dan video praktik baik, guru, kepala, pengawas, dan komite sekolah, mereka bisa mendapat ide dan insprasi untuk mengembangkan praktik baik tersebut di sekolahnya sendiri. Kami juga telah menerbitkan tiga belas buku praktik baik, seratusan video, dan empat puluh tiga modul pelatihan pembelajaran, budaya baca, dan manajemen sekolah yang dapat dimanfaatkan oleh semua sekolah,” pungkasnya. [KM-03]

 

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.