MEDAN, KabarMedan.com | Puncak peringatan Hari Kanker Sedunia digelar Yayasan Onkologi Anak Medan (YOAM) bersama Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan secara sederhana, Kamis (15/02/2018).
Mengangkat tema “Kita Bisa Aku Bisa Mencegah dan Melakukan Deteksi Dini Kanker”, kegiatan ini dihadiri tokoh-tokoh kesehatan dan donatur yang mau besinergi untuk membantu perjuangan anak-anak dampingan YOAM selama ini.
“Melalui momen ini kita mamandang perlu peningkatan deteksi dini kanker disetiap puskesmas di Sumatra Utara bahan Sumatra Bagian Utara umumnya,” kata Ketua YOAM, Rizanul.
“Jika perlu ada pelatihan kader posyandu untuk membantu pendeteksian kanker di masyarakat, deteksi dini ini kami anggap kian perlu mengingat pertumbuhan jumlah pasien kanker mertambah, setidaknya kami lihat dari pertumbuhan pasien dampingan kami. YOAM sendiri selama ini aktif melakukan seminar deteksi dini kanker di berbagai tempat dan kalangan,” tambahnya.
Rizanul menggambarkan pertumbuhan jumlah anak dampingan YOAM tiga tahun terakhir sejak 2015. Tahun itu ada sekitar 144 anak yang tercatat didampingi YOAM, dimana sebanyak 56 anak meninggal di tahun yang sama, 24 anak terpaksa berhenti berobat tanpa keterangan yang jelas.
“Sampai tahun berikutnya masih ada 10 anak yang rutin melakukan kontrol ke RSUP H Adam Malik dan 54 anak dalam perawatan berkala sesuai protocol pengobatan kanker yang dihadapi,” ungkapnya.
Di tahun 2016, katanya, jumlah anak dampingan YOAM bertambah sebanyak 68 anak dan dari jumlah itu 17 anak meninggal ditahun yang sama. Di tahun 2017 jumlahnya bertambah lagi sebanyak 75 anak dan yang tercatat meninggal ditahun yang sama 6 anak.
Dari data yang dimiliki YOAM, ada sedikit harapan yang muncul, karena angka kematian dan kegagalan berobat- anak-anak dampingan YOAM tampak menurun dan tingkat kunjungan berobat serta mampir di Rumah Singgah Bersama (RSB) yang dikelola YOAM relative stabil.
“Jumlah kunjungan pasien ke rumah singgah mempertunjukan semangat berobat pasien dampingan kami cukup baik dan akan semakin baik jika ketersediaan ruangan di rumah sakit juga stabil, sehingga pasien dampingan kita tidak perlu berlama-lama menunggu antiran berobat saat datang ke Medan dari kampungnya,” cetusnya.
Ia menjelaskan, rata-rata setiap bulan ada 25 – 45 pasien yang mampir di RSB dengan tingkat hunian antara 3-7 hari. Dua tahun terakhir tercatat ada sekitar 324 dan 301 kunjungan pasien setiap tahun.
“Keseluruhan pasien itu tidak dipungut biaya, bahkan dibekali dengan bahan makanan dasar untuk bisa mengatur sendiri kebutuhan hidupnya selama singgah dan berobat di Medan. Bahkan saat punya dana yang cukup, kami membantu mereka mencarikan obat-obatan yang sulit diperoleh dan tidak dijamin dalam protocol terapi mereka,” ujar Atika Rahmi, wakil ketua YOAM yang sehari-hari bertanggung jawab mengawasi pergerakan RSB dan pasien dampingan YOAM.
Untuk mengurangi kejenuhan dan tekanan para pasien dan pendampingnya saat menjalankan terapi di Medan dan jauh dari kampung halaman, YOAM juga memberikan fun terapi dalam berbagai bentuk dengan dukungan berbagai pihak dan kumunitas relawan.
Bahkan, tak jarang YOAM menggalang donor darah dan pengumpulan dana untuk mendukung perjuangan anak-anak dampingnya dapat bertahan dan sembuh seperti beberapa belas anak dampingannya yang berhasil sembuh dan bahkan ada yang sampai bisa meretas stigma invertil karena dampak kemoterapi pada anak perempuan.
“Ada dampingan kami yang sudah sembuh, tumbuh dewasa dan terbukti bisa melahirkan anak. Tanpa sinergitas banyak pihak, kami pun tidak akan mempu melakukan tugas yang cukup berat ini. Alhamdulillah sejauh ini masih ada saja tangan-tangan baik yang besinergi bersama kami untuk bisa memperkecil tingkat serangan kanker pada pasien yang datang ke Medan untuk berobat, sehingga tingkat keberhasilan berobat dan sembuhnya pun meningkat,” jelasnya.
Direktur Medik dan Pelayanan RSUP H Adam Malik Mardianto, menyambut baik peringatan hari kanker anak sedunia. “Bukan berarti kita merayakan sebagai sebuah hari besar, melainkan untuk menjadi titik pengingak kalau masalah kanker pada anak ada dan semakin masif. RSUP H Adam Malik menjadikan kasus onkologi sebagai layanan penting dan menjadi terapi unggulan kita. Untungnya, untuk pelayanan pasca rumah sakit kita sudah bekerjasama dengan YOAM yang mau peduli akan permasalahan kanker, khususnya pada anak-anak,” tambahnya.
Pakar onkologi anak dari Universitas Sumatra Utara, Proffesor Bidasari Lubis, yang juga konsultan onkologi di RSUP H Adam Malik Medan mengatakan, penghempangan masalah kanker pada anak perlu melibatkan banyak pihak dan harus mulai dari hulu.
“Untuk itu, tenaga kesehatan yang menjadi ujung tombak di lapangan harus teliti dan bisa mendiagnosa masalah onkologi sejak dini. Sehingga saat harus di rujuk ke RSUP H Adam Malik masih memiliki kemungkinan sembuh besar,” akunya.
Untuk itu, dirinya mengajak pihak RSUP H Adam Malik dan YOAM lebih proaktif dan bisa memberikan informasi jelas tentang kanker dan jalur rujukannya, sehingga keluarga pasien kanker, khususnya anak-anak dapat paham dan cepat mengambil keputusan, saat menemukan kasus kanker pada anak. [KM-03]