LANGKAT,KabarMedan,com | Delia Pratiwi Sitepu menggelar sosialisasi pemberdayaan masyarakat melalui komunikasi informasi dan edukasi waspada pangan, yang mengandung bahan berbahaya, kepada warga Desa Sidomulyo Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat, di Pendopo Jentera Malay Rumah Dinas Bupati Langkat Stabat, Jum’at (24/08/2018).
Delia Pratiwi pada sambutanya, menjelaskan, sosialisasi ini bertujuan agar masyarakat lebih selektif dan berhati – hati dalam membeli bahan pangan yang sehat, yaitu yang bebas dari zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan.
Sebab saat ini masih banyak masyarakat kurang pemahaman pada ciri makanan yang mengadung bahan cat berbahaya, dan tidak memperhatikan serta mengamati kandungan dalam makanan yang akan dikomsumsi, biasanya hanya tertarik pada tampilannya saja dan harga yang murah.
Contohnya tahu yabf ditemukan menggunakan zat perwana pakaian, sehingga warnanya lebih cantik dan lebih tahan lama, tidak cepat basi, ternyata tahu seperti ini lebih digemari masyarakatm baru baru ini.
Jika hal tersebut tidak diperbaiki, kata Delia, dampaknya akan sangat berbahaya bagi tubuh, sebab bisa menimbulkan penyakit, seperti kanker, gagal ginjal dan lainnya, yang berakibat pada kematian.
Olehkarenanya melalui sosialisasi ini Delia berharap, masyarakat menjadi konsumen cerdas, melakukan Ceklik saat membeli pangan, yaitu cek kadar luarsa, izin, lebel dan kemasan makanannya.
“Kami berharap semoga dengan sosialisasi ini nantionya masyarakat menjadi konsumen yang cerdas dan selektif dalam memilih makanan”, ujar Dia.
Sementara Kepala Balai Besar POM Medan Drs Y.Sacrame Tarigan Apt, menyampaiakan pada 2017 dana BPJS sekitar Rp29 triliun, namun baru di bulan september sudah habis.
Hal ini karena biaya banyak tersedot mengobati masyarakat yang mengalami sakit berat, diantaranya gagal ginjal yang mengharuskan cuci darah, kanker payudarah , kanker Rahim dan lainnya.
Penyakit tersebut masuk kedalam tubuh akibat, mengkonsumsi pangan yang mengadung bahan kimia berbahaya, dimana efeknya diketahui setelah 10 tahun ke depan, akibatnya saat akan diobatkan sudah terlambat.
“Agar terhindar dari penyakit berbahaya tersebut kita harus cerdas memilih pangan,”terangnya.
Agar menjadi cerdas, sambung Drs Y.Sacrame, harus mau mempelajari ciri makanan yang mengadung bahan kimia, Jika masyarakat sudah mengerti, masyarakat juga bisa bersam-sama melakukan pengawasan, di lingkunganya masing-masing.
” Jadi pengawasan bersama ini lah yang dimaksud dari informasi edukasi itu. Jika ini bisa dilakukan maka dapat memperkecil ruang gerak oknum yang membuat pangan dari bahan berbahaya,”jelasnya.[KM-04]