KABAR MEDAN | Kenaikan harga Bakar Bakar Minyak (BBM) yang diumumkan pemerintah dari Rp 6.500,- menjadi Rp 8.500,- membuat harga berbagai kebutuhan di kota Medan ikut naik. Bahkan, pengelola rumah makan juga ikut menaikkan harga.
Ajo (45), seorang pengelola rumah makan di Pasar Petisah Medan mengaku terpaksa menaikkan harga setiap porsi makanan yang dijualnya.
“Kalau biasanya nasi pakai telur Rp 8.000,- sekarang sudah Rp 10.000,- per porsinya. Kalau pakai Ikan biasa Rp 10.000,- menjadi Rp 12.000,- per porsinya,” ujarnya.
Ia mengaku terpaksa menaikkan harga makanan karena harga kebutuhan pokok naik pasca kenaikan harga BBM.
“Lihatlah harga cabai sudah naik, sayuran juuga naik dan lainnya. Inikan BBM naik, pasti yang lain juga ikut naik. Mau tidak mau kita juga ikut naikkan harga jual,” katanya.
Hal senada dikatakan Imah (40), pemilik warung kopi ditempat yang sama. Ia mengaku terpaksa menaikkan harga menu di warungnya akibat kenaikan harga BBM. “Kopi dari Rp 3.000,- menjadi Rp 4.000,- per gelasnya. Indomie goreng dari Rp 7.000,- menjadi Rp 8.000,- per porsinya,” ujarnya.
Ia juga mengaku sangat keberatan dengan kenaikan harga BBM yang dilakukan pemerintahan Jokowi – JK. “Naik semuanya, bagaimana kami mau berjualan lagi,” jelasnya. [KM-03]