MEDAN, KabarMedan.com | Tak susah untuk menanam ubi kayu. Hanya dengan memotong batangnya, lalu menancapkannya di tanah. Dalam beberapa waktu akar dan daun akan tumbuh. Namun, ada beberapa hal yang harus dilakukan petani agar tidak diserang jamur dan berhasil pertanamannya hingga panen.
Wahyu, petani yang menanam ubi kayu di Namu Gajah dan Sidomulyo, Kecamatan Medan Tuntungan pernah menemukan beberapa batang tanamannya membusuk karena serangan jamur yang disebutnya jamur upas. Jamur itu membuat umbinya layu dan membusuk. Dalam waktu beberapa hari kemudian mati. Serangan jamur tersebut menurutnya yang paling menjadi kendala bagi petani ubi kayu.
Biasanya, kata Wahyu, untuk mengatasinya dengan menaburkan dolomit di atasnya. Hasilnya? Efektif, menurutnya. Namun demikian, pihaknya berharap ada cara yang lebih efektif untuk menanggulanginya. “Kalau kita waktu tanam ya tidak ada perlakuan khusus. Jadi potong batangnya yang akan jadi bibitnya, langsung tancapkan ke tanah. Begitu saja,” katanya, Selasa (23/4/2019).
Utema Silan, dari UPTD Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Utara mengatakan, perlakuan harus diberikan sejak awal agar pertanaman ubi kayu berhasil. Sebelum ditanam, lahan harus ditaburi dengan Trichozia. Jika di lahan sudah diberikan pupuk kompos, maka harus diberi jarak selama satu minggu baru ditaburi Trichozia.
Mengenai pupuk kompos, menurutnya sebagian masyarakat ada yang menyebut pupuk kandang sebagai pupuk kompos padahal keduanya memiliki perbedaan. Pupuk kandang adalah kotoran hewan yang bisa dijadikan pupuk kompos. Sedangkan pupuk kompos adalah campuran beberapa bahan baku pupuk, salah satunya pupuk kandang diproses sehingga terjadi fermentasi hingga matang. Proses fermentasi membutuhkan waktu. “Kalau pupuk kandang itu tak boleh langsung ditarik ke lahan, itu belum pupuk tapi masih kotoran hewan,” katanya.
Kemudian, bibit yang akan ditanam, juga harus direndam beberapa saat di dalam larutan Trichozia dan air. Menurutnya, Trichozia lebih efektif menanggulangi serangan jamur pada akar atau umbi dibandingkan dolomit. Pemberian dolomit sendiri harus dilakukan setelah mengetahui kadar pH dalam tanah. Tanpa itu, pemberian dolomit akan sia-sia.
“Dolomit itu juga pupuk, tapi bukan jaminan bisa berhasil karena penggunaannya harus diawali dengan mengukur kadar pH. Karena tujuannya untuk menetralkan asam. Kalau tanahnya tak asam, ngapain dipakai,” katanya.
Utema memberi kiat jika tanaman sudah terserang jamur. Menurutnya langkah yang paling tepat adalah membongkarnya kemudian memusnahkannya. Berapapun yang terserang harus dikumpulkan untuk dimusnahkan dengan membakarnya. Kemudian di bekas tempatnya harus disemprot dengan Trichozia.
“Karena kalau tidak dibongkar, tidak dimusnahkan, dia akan tetap menyerang lagi. Lagipula kalau dibiarkan tetap di lahan, tak ada gunanya, malah bisa menyerang lebih banyak lagi,” katanya. [KM-05]