Petani Mengeluh, Harga Karet Jatuh Lagi

DELI SERDANG, KabarMedan.com | Petani di Dusun 5 Damar Itam, Desa Mekar Makmur, Kecamatan Sei Lepan, Langkat mengeluhkan harga getah karet yang tidak kunjung naik. Petani mengeluhkannya karena saat ini harga kebutuhan pokok terus meroket menjelang bulan puasa.

Suparno mengatakan, di lahan seluas dua hektare miliknya, dua pekan yang lalu, harga getah Rp 8.300/kg. Pada hari Kamis ini (25/4/2019) kemungkinan harganya terus turun karena menurut informasi harga di pabrik turun Rp 600/kg.

Dengan demikian menurutnya akan berimbas kepada petani yang setiap dua pekan sekali pada hari Kamis menjual getahnya di tempat tolakan. Sebenarnya, sebagian petani karet bergabung dalam Kelompok Tani Usaha Bersama yang kemudian menjualnya ke pabrik, rata-rata dua ton.

“Tapi kan di pabrik harganya sedang turun katanya Rp 600/kg, jadi ini kemungkinan akan turun lagi,” katanya di Sembahe, Deli Serdang.

Suparno menjelaskan, posisi petani semakin sulit karena saat ini harga pokok sudah mulai naik menjelang bulan puasa. Di sisi lain, produksi getah pun sedang turun karena musim trek sejak Maret hingga Juni mendatang. Jika di musim normal dia bisa menghasilkan 300 kg, saat ini dia hanya 200 kg.

Menurutnya, dalam hal ini pemerintah seperti tidak ada perhatian sama sekali. Dari tahun ke tahun menurutnya petani dihadapkan sendiri dengan situasi yang memaksa mereka rela dengan harga jual yang rendah. Setahun yang lalu di periode yang sama, bahkan hanya Rp 5.000-Rp 6.000/kg.

“Selama harganya di bawah Rp 10.000/kg, petani karet akan tetap merugi,” katanya.

Berdasarkan data statistik 2017 (angka sementara/ASEM) dari Dinas Perkebunan Sumatera Utara total luas perkebunan karet mulai dari karet rakyat, PTPN, perkebunan swasta nasional maupun swasta asing seluas 585.749,21 hektare dengan produksi sebesar 547.300,83 ton.

Dengan perrincian, karet rakyat seluas 393.189,02 hektare dengan produksi 311.076,66 ton. PTPN seluas 34.916,89 hektare dengan produksi 36.961,43 ton. Swasta nasional seluas 103.499,93 hektare, produksi 124.135,34 ton. Sedangkan swasta asing seluas 54.143,37 hektare dengan produksi sebesar 75.127,4 ton.

Dari 27 kabupaten/kota di Sumatera Utara yang memiliki perkebunan karet, Mandailing Natal merupakan kabupaten dengan lahan terluas yakni 64.575,42 hektare dengan produksi 52.352,4 ton. Kemudian Kabupaten Langkat seluas 40.926 hektare dengan produksi 39.023 ton dan Padang Lawas Utara seluas 39.920 hektare dengan produksi 29.889,79 ton. Kabupaten Samosir paling sedikit memiliki perkebunan karet, yakni seluas 110,4 hektare dengan produksi 83,2 ton

Kepala Bidang Produksi Dinas Perkebunan Sumatera Utara Lies Handayani Siregar mengakui secara produksi mengalami penurunan. Dikatakannya, tidak ada program secara khusus untuk komoditas perkebunan di Sumut. Pihaknya tidak bisa mengusulkan program selama tidak ada usulan dari kabupaten.

“Kita memprogramkan itu harus ada permintaan dari kabupaten/kota. Memang dari mereka belum ada yang masuk sampai sekarang,” katanya. [KM-05]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.