Bitcoin Meroket Hingga Rp9 Juta/BTC, Ethereum Kian Menguat

Jurnalis:
Redaksi

Oleh: Vinsensius Sitepu
Pendiri Komunitas Kreatif MahapalaMultimedia.com

We believe blockchain’s transparency, security, and efficiency make it a particularly good choice for reshaping businesses that are bogged down by inefficiencies, and for enabling new business models based on distributed marketplaces and technology. Blockchain is not a “cure all” or a substitute for fixing broken business processes, but we believe it is particularly well suited to address a variety of problems (Goldman Sachs, Profiles in Innovation-Blochchain Putting Theory Into Practice, Equity Research, Mei 2016, hal. 16).

Ketika artikel ini ditulis, (13 Juni 2016), harga mata uang digital bitcoin meroket hingga Rp9 juta/BTC. Angka itu naik cepat sejak 7 hari pada harga Rp 7 juta/BTC pada 7 Juni 2016. Ini adalah prestasi terbaik bitcoin sejak setahun terakhir dan saya memperkirakan pada tahun depan akan menanjak lagi. Karena dinamika harga bitcoin adalah spekulatif, maka setidaknya beberapa pihak setuju, bahwa kenaikan harga bitcoin akhir-akhir ini diperkirakan sebagai dampak pelemahan yuan di Tiongkok. Maklum pemerintah negeri Tirai Bambu itu kian memproteksi nilai mata uangnya. Akibatnya warga negara itu menggunakan bitcoin sebagai alternatif. Tiongkok memang tercatat sebagai pengguna dan penambang bitcoin terbesar di dunia. Penyebabnya antara lain kesadaran yang tinggi soal mata uang digital dan harga produksi alat menambang bitcoin yang sangat murah.

Dalam artikel ini saya tidak membahas panjang-panjang soal bitcoin. Saya ingin menilik lebih lanjut mata uang digital pesaingnya: ethereum. Secara global, ethereum berada di peringkat kedua setelah bitcoin sebagai mata uang digital terlaris. Padahal kehadirannya belum resmi satu tahun, tetapi populer di mata penggemarnya. Bahkan dalam rentang 10-13 Juni 2016, harga ethereum ikut-ikutan melonjak mengikuti harga bitcoin. Pada 3 bulan sebelumnya, harga ethereum hanya Rp. 125 ribu/ETH, tetapi pada 13 Juni 2016 sempat bertengger pada Rp. 234 ribu/ETH (lihat coingecko.com). Bahkan dalam rentang waktu 7 hari, ethereum naik hingga 18 persen. Tidak seperti sebelum 10 Juni 2016, ethereum hanya sanggup berkontradiksi dengan bitcoin. Ketika bitcoin naik, ethereum justru turun.

Kejayaan ethereum bukan saja karena kecanggihan si penciptanya, Vitalik Buterin, tetapi pemanfaatan nyata diterapkan pada industri milik Microsoft, yaitu Microsoft Azure, sebagai EthreumBlockchain as-a-service (ETH-BaaS). Microsoft menyatakan itu secara resmi pada awal November 2015 silam. Bahkan tidak lama lagi teknologi serupa diterapkan pada Visual Basic, yang juga besutan Microsoft agar lebih mudah bagi pengguna membuat beragam aplikasi terkait.

Dan lagi pengembangannya sangat bervariasi, mulai dari pembuatan smart contract (yang meniadakan pihak ketiga dalam memvalidasi kontrak bisnis), hingga kemungkinan dalam pelaksanaan e-voting yang mereduksi manipulasi suara. Karena teknologinya berbasis open source, maka pihak ketiga, misalnya dalam proses pemilu, dapat dengan mudah mengauditnya. Dalam hal ini prinsip transparansi politik dapat tercapai dan tentu saja tidak lagi diperlukan kertas dan pemilihan suara dapat dilakukan kapan di mana saja, asalkah peranti kerasnya terkoneksi ke internet. Lebih jauh tentang penerapan nyata aplikasi berbasis ethreum, silahkan layari http://dapps.ethercasts.com.

Baca Halaman Selanjutnya

Layanan cloud computing itu sendiri memanfaatkan teknologi Blockchain (yang selama ini menjadi tulang punggung bitcoin) untuk layanannya yang memungkinkan pelanggan Microsoft lebih aman dalam berbisnis, khususnya pemanfaatan dalam pembuatan aplikasi berbasis cloud, seperti layanan server hosting website. Hanya saja Blockchain milik ethereum dikembangkan lebih baik lagi oleh Vitalik Buterin. Jadi, Blockchain ini berbeda jauh dengan Blockchain milik bitcoin, tetapi penggunaannya sama, yaitu untuk menghasilkan value yang dapat dipertukarkan, dengan kapasitas yang lebih besar berbanding Blockchain bitcoin.

Selain itu banyak market place mata uang digital kelas dunia, seperti Kraken, Gemini, Coinbase, dan Poliniex yang menjual mata uang ethereum terhadap dolar ataupun bitcoin. Bahkan Gemini, yang didirikan oleh Si Kembar Winklevoss (pengagas asli Facebook) sudah mengembangkan sayap bisnisnya ke Kanada. Coinbase sendiri sudah membuka cabang di Singapura sejak tahun lalu.

Punggawa pengembang bitcoin, Gavin Andresen, juga angkat topi terhadap kemajuan ethereum dan memperkirakan membawa kemajuan signifikan pada dunia mata uang digital di masa mendatang.

Di Masa Depan

Dengan mengasumsikan bahwa pengembangan ethereum akan terus dinamis, maka nilai tukarnya akan juga naik. Dalam konteks sharing economy, seperti Uber dan Airbnb, memungkinkan meningkatkan otentifikasi identitas pengguna dan reputasi si pemberi jasa. Kedua konsep itu sekaligus meningkatkan rasa aman baik pengguna dan rekanan bisnis. Rasa aman akhirnya memunculkan rasa percaya antar kedua belah pihak. Penyebabnya adalah hasil ulasan dari pengguna disimpan di sistem Blockchain, dan tidak dapat diubah atau hilang. Dalam proses itulah ada mekanisme verifikasi data yang ditandatangani secara digital. Maka, di masa depan jargon “social blockchain” akan semakin menggema dalam program seperti ini.

Goldman Sachs Global Investment Research pada Mei 2016 memperkirakan terjadi penguatan tajam dalam sharing economy. Bisnis penginapan Airbnb misalnya pada 2018 dan 2020, masing-masing diperkirakan meningkat hingga 391 dan 506 okupasi, berbanding pada 2015 dengan tingkat okupasi 79. Kata riset itu pula, penerapan Blockchain akan semakin menggelembungkan potensi sharing economy itu. Nyatanya Airbnb sendiri sudah mengakuisisi ChangeCoin pada April 2016 untuk menerapkan itu, khususnya demi tujuan meningkatkan reputasi pengguna jasa mereka.

Selain Airbnb, saat ada ratusan perusahaan internasional lainnya yang kian menggiatkan penelitian dan pengembangan terhadap blockchain ini, seperti Intel, Amazon, Visa, Master Card, Western Union, Barclays, Citi, IBM dan lain-lain. Bagi saya penerapan hebat di perusahaan itu adalah teknologi Blockchain milik ethereum.

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.
Jurnalis:
Redaksi