BPK Aek Nauli Bersama Petani dan TPL Perbanyak Bibit Unggul Kemenyan

C360_2016-02-18-12-41-19-129_1

PARMAKSIAN, KabarMedan.com | Kemenyan (Styrax Benzoin) secara global lebih dikenal sebagai bahan untuk aroma dupa, obat tradisional, industri rokok bahkan pembuatan parfum.

Di Indonesia pemanfaatan getah kemenyan telah dikenal sejak dulu, bahkan dijuluki sebagai tanaman nenek moyang. Jenis kemenyan Sumatrana (Styrax Benzoin Dryander), adalah yang terbaik karena memiliki senyawa bioaktif yang menguntungkan dunia usaha dan industri.

Di Sumatera Utara, tanaman kehidupan ini banyak dijumpai disejumlah daerah kawasan Tapanuli, serta Hutan Tanaman Industri (HTI) PT Toba Pulp Lestari, Tbk (TPL).

Orang Batak menyebutnya Haminjon, umumnya tanaman kehidupan ini tumbuh dihutan negara register bagian dari 68 jenis vegetasi hutan alam ex hak pengusahaan hutan (HPH) atau LOA (Log Over Area).

Dari sinilah para petani mengambil getah kemenyan secara turun temurun sejak dulu sampai sekarang.

Getah kemenyan dipanen dengan cara disadap atau dipotong pada bagian batang pohonnya, hingga getahnya keluar. Setelah mengeras seperti kristal yang menempel dibatang kayu, barulah petani mengambil hasil getahnya.

Meski Haminjon tumbuh dan hidup bebas dialam kawasan hutan, namun bukan berarti tanaman sejarah nenek moyang ini tidak dapat dibudidayakan.

Langkahnya dengan cara pembibitan melalui bibit unggul sebagai turunan dari pohon kemenyan yang sehat dan bebas penyakit. Karena itulah sejak bulan Mei 2014 yang lalu Balai Penelitian Kehutanan (BPK) Aek Nauli mulai menginisiasi penerapan teknologi klon (clon).

Bersama TPL dan petani kemenyan, BPK Aek Nauli memulainya dengan stek dari pohon induk (mother plan) yang didapat dari pohon kemenyan terbaik di kawasan hutan Hambisaran, Tobasamosir.

Baca Juga:  Ada Pengalihan Arus Lalu Lintas di Depan Stasiun Medan, KAI Divre I Himbau Penumpang Atur Waktu Keberangkatan

Melalui metode inilah dilakukan perbanyakan bibit unggul di pusat pembibitan (nursery) milik TPL, di kompleks pabrik Desa Sosor Ladang Kecamatan Parmaksian.

BPK Aek Nauli menyebutkan, dari setiap pohon induk kemenyan dapat dihasilkan 1-2 tunas perbulan, dan kemudian di-klon menjadi bibit unggul kemenyan.

Selanjutnya pada usia 5-6 bulan bibit ini tumbuh mencapai 20-25 cm dengan jumlah daun 10 hingga 12 pasang. Sehingga dengan ribuan bibit yang ada saat ini, kemenyan siap ditanam dilahan masyarakat maupun kawasan hutan di Tapanuli.

“Kami sangat berharap kerjasama ini terus berjalan dengan baik karena sudah pasti menguntungkan bagi kedua belah pihak, baik perusahaan maupun masyarakat. Bagi perusahaan dapat menjalalin hubungan yang baik dengan masyarakat, dan untuk masyarakat dapat meningkatkan perekonomian dan pengetahuan mengenai pengelolaan dan pembibitan pohon kemenyan”, ungkap Makmur Situmeang, selaku Kepala Seksi Data, Informasi dan kerjasama BPK Aek Nauli, dalam kunjungan mencari bibit unggul kemenyan di sektor HTI TPL di Habinsaran, Tobasamosir.

Menurutnya saat ini Badan penelitian kehutanan (BPK) Aek Nauli terus melakukan kerjasama dengan petani dan TPL.

Salah satunya mengenai pembuatan kebun pembibitan kemenyan diareal Konsesi IUPHHK-HT PT TPL Sektor Habinsaran Comp E 822,dengan cara memilih 50 pohon kemenyan terbaik yang memiliki kwalitas getah terbanyak, dan terbaik.

Kemudian bibit unggul tersebut akan ditanam dan dibiarkan berkembang, sampai dapat dipanen hasilnya oleh petani kemenyan.

Baca Juga:  Polres Serdang Bedagai Berikan Bantuan Kepada Korban Kebakaran di Teluk Mengkudu

Lebih lanjut Makmur Situmeang mengatakan, pihaknya juga terus melakukan penelitian perbanyakan bibit kemenyan, untuk dibagikan kepada masyarakat yang menginginkannya.

Dengan bibit unggul terbaik diharapkan juga menghasilkan getah kemenyan yang banyak. Sehingga menghasilkan nilai ekonomi dimasyarakat.

“Bibit unggul yang telah dibagikan merupakan bibit yang menghasilkan getah terbaik dengan umur pohon yang bisa disadap yakni dibawah 6 tahun. Sedangkan dari 50 pohon yang kurang baik hasilnya, akan dipilih lagi sebanyak 25 pohon terbaik. Kemudian bibitnya akan diteliti kembali dan dilakukan perlakuan yang berbeda untuk mendapatkan bibit yang paling unggul”, sebut Makmur Situmeang.

Sementara itu Baringin Pardede salah seorang petani dan pemilik kebun kemenyan, di wilayah HTI TPL Habinsaran mengaku hasil kerjasama antara petani kemenyan, BPK Aek Nauli dan perusahaan (TPL), memberikan pengetahuan baru tentang pengelolaan, pembibitan dan perbanyakan kemenyan.

Karena selama ini menurutnya mereka (petani) mengelola kebun kemenyan dengan cara tradisional, yakni dengan menyadap getahnya tanpa ada peremajaan pembibitan.

Sehingga dengan pengetahuan dan sistem teknologi yang baru diharapkan meningkatkan hasil panen getah kemenyan terbaik.

“Harapan kami sangat besar terhadap pengetahuan dan kerjasama pembibitan ini, sehingga memungkinkan petani kemenyan melakukan peremajaan pohon, dan hasil getah yang banyak untuk dipanen, serta menambah perekonomian petani,” pungkas Baringin Pardede. [KM-01]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.