MEDAN, KabarMedan.com | Sebanyak 5 kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumut diserang hama wereng batang cokelat. Tercatat, 1,6 hektare dari 810 hektare luas tanam padi mengalami puso atau gagal panen.
Lima kecamatan tersebut, yaitu Sei Rampah, Tanjung Beringin, Pematang Pelintan, Silau Rakyat, Sei Rampah dan Sei Rejo. Serangan hama wereng batang cokelat paling banyak ada di Sei Rampah, namun masih dalam tingkat ringan.
“Yang di Desa Pematang Ganjang, Sei Rampah luas tanam ada 810 hektare. Sebagian ada yang panen, tapi yang terserang hama wereng batang cokelat ada 2,1 hektare. Yang puso (gagal panen) ada 1,6 hektare. Jadi ringan. Bukan puluhan hektare,” kata Kepala UPT Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut, Marino, Rabu (4/8/2020).
Dengan adanya serangan wereng batang cokelat, Kata Marino, pihaknya merekomendasikan agar petani untuk memanen lebih awal, karena musim panen tinggal seminggu lagi. Menurutnya, bisa saja akan terjadi penurunan hasil panen. Namun dia berharap tidak terjadi penurunan signifikan.
“Penurunan berapa persen belum diketahui, karena harus diubin kemudian ditimbang hasilnya berapa 1 hektare. Jika hanya 1,6 hektare itu kecil, tapi tak bisa dibiarkan. Mungkin akan ada penurunan, tapi mudah-mudahan tak signifikanm,” ujarnya.
Monitoring Setiap Kecamatan
Pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap tanaman padi di setiap kecamatan di kabupaten/kota di Sumut. Di mana setiap 2 minggu ada laporan monitoring di lapangan.
Dari laporan yang sudah masuk, serangan wereng batang cokelat juga terjadi di Deli Serdang dengan populasi di bawah ambang kendali, yakni 8 ekor/rumpun.
Di Langkat kondisinya masih aman dengan populasi sebanyak 5 ekor/ rumpun. Namun demikian, berapapun jumlahnya tetap dilakukan pemantauan agar tidak mencapai 10 ekor per rumpun.
“Kita pantau di semua kecamatan, termasuk di Batubara, Asahan, Simalungun, dan lainnya. Sentra padi kita pantau terus,” ungkapnya.
Untuk pengendalian wereng batang cokelat, katanya, harus dilakukan tanam padi secara serentak, penggunaan varietas toleran seperti Inpari 13, Inpari 31 dan Inpari 33. Kemudian menggunakan perangkap lampu (light traps).
“Alat ini penting untuk mengetahui kehadiran wereng imigran dan dapat menangkap wereng dalam jumlah besar. Lampu perangkap dipasang pada ketinggian 150-250 cm dari permukaan tanah. Hasil tangkapan dengan lampu 100 watt dapat mencapai 400.000 ekor/malam,” katanya.
Selain itu, pengendalian harus dilakukan pada generasi I. Untuk itu, petani harus mencatat waktu puncak populasi imigran awal sebagai sebagai generasi nol (G0). Sedangkan pada 25-30 hari kemudian akan menjadi imago wereng coklat generasi ke-1. Sementara itu, penggunaan insektisida harus memperhatikan berbagai faktor. [KM-05]