Rizki menambahkan, program TCDP tentunya bukan menjadi solusi satu-satunya untuk mewujudkan Indonesia Terdidik TIK di abad 21, untuk itulah Ia mengharapkan banyak dukungan dari banyak pihak untuk mewujudkan pendidikan yang lebih baik.
“TCDP hanya salah satu dari solusi yang ada, kami berharap kedepannya akan banyak lahir program dengan visi misi yang sama. Sejak tahun 2012 DPF sudah menjalankan program TCDP di Kabupaten Labuhanbatu dan Labuhanbatu Selatan. Tahun ini kita ekspansi ke Deli Serdang dan Labuhanbatu Utara, semoga langkah kecil yang kami lakukan ini bisa seperti efek bola salju, dari kecil kemudian bergulir semakin besar,” harapnya.
TCDP sendiri dikemas dengan memberikan pelatihan gratis kepada guru-guru untuk difasilitasi pengajaran yang berbasis TIK, seperti belajar menggunakan media PowerPoint, memanfaatkan media blog dan serta pelatihan-pelatihan yang mendukung agar para pengajar menjadi lebih kreatif di era digital.
Labuhanbatu Utara memiliki dua historikal sendiri hingga akhirnya tim Djalaluddin Pane Foundation memilih tempat ini untuk seminar berikutnya. Pertama, saat ini Labura dipandang cukup maju khususnya dalam program pendidikan.
“Kita sama-sama tahu Labura ini bukanlah Kabupaten yang besar, namun fokus kegiatan mereka dilihat cukup serius dari pemerintahan yang ada, terlihat dari gerakan Labura Membaca,” jelas Rizki.
Seminar ini diikuti ratusan guru dan puluhan mahasiswa keguruan se-Kabupaten Labura, dan mendapat dukungan penuh dari stakeholder seperti Dinas Pendidikan Labuhanbatu Utara, Kemenag Labuhanbatu Utara dan juga Universitas Labuhanbatu.
“Besar harapan nantinya DPF melalui program TCDP mampu memberikan efek baik kepada para guru terkhusus di daerah seperti Labuhanbatu Utara. Secara khusus, DPF juga berharap agar program ini bisa diterima dihati para guru. Semoga TCDP bisa melahirkan tenaga pengajar yang bisa memanfaatkan teknologi untuk menuju Indonesia Terdidik TIK,” pungkas Rizki. [KM-01]