MEDAN, KabarMedan.com | Program Studi Etnomusikologi Universitas Sumatera Utara (USU) memang memiliki ketertarikan sendiri bagi para calon maupun mahasiswa. Program studi yang didalamnya mempelajari segala jenis musik, alat-alat musik, serta aliran musik yang ada.
Khususnya pada musik-musik daerah. Tersedianya beberapa fasilitas seperti alat musik juga menjadi salah satu faktor lahirnya anak-anak muda berprestasi yang dapat membanggakan bukan hanya di kota Medan namun juga sampai ke tingkat nasional.
Adalah Equaliz Band, para alumni serta mahasiswa Etnomusikologi USU yang sudah banyak memiliki banyak prestasi bahkan sampai ke tingkat nasional. Equaliz yang digawangi oleh Benny Tambak (vokalis), Samuel Manik (gitaris), Joseph Reno (bassis), Ryan Ambarita (keyboardis), serta Pandde Goppaz (drummer). Mereka yang sudah saling mengenal dengan baik dan memiliki visi dan misi yang sama dalam bermusik, memutuskan untuk mengawali karir bermusik pada 1 Oktober 2014.
“Kita awalnya sering main bareng, ngejam bareng, dan juga punya project masing-masing. Sampai akhirnya malah kepikiran buat band sama-sama, ya sudah akhirnya kesampaian di Equaliz,” kata Samuel atau yang biasa disapa Muek.
Band yang mengambil aliran British rock dalam musik mereka selalu melakukan latihan rutin mereka di Etnomusikologi, dengan alat-alat musik yang mencukupi mereka dapat mengasah kemampuan mereka dalam bermusik. Inilah yang menyebabkan Equaliz tidak minim prestasi, bahkan bisa dikatakan sangat membanggakan. Berhasil menduduki peringkat pertama pada Festival Samosir salah satunya.
Baca Halaman Selanjutnya
“Jadi, kami kemarin mengaransemen lagu daerah Sik Sik Sibatumanikam sama Anakkon Hi Do Hamoraon Di Ahu versi Equaliz. Eh, ternyata banyak yang suka dan kami pun jadi juara satu di festival itu,” ungkap Benny.
Tidak hanya sampai disitu, Equaliz Band merupakan band yang mendapatkan juara pertama dalam acara Soundsation 2015. Soundsation sendiri adalah acara tahunan yang diselenggarakan oleh salah satu brand rokok terkenal, dan acara ini adalah kompetisi musik yang cukup besar dan bergengsi di Kota Medan. Berawal dari kemenangan inilah yang membawa Equaliz diundang dan tampil dalam acara Soundrenaline di Bali pada September 2015 silam.
“Bangga pasti iya, karena kesempatan ini kan enggak semua orang bisa dapatkan. Equaliz bisa juara dan tampil disana itu suatu kebanggan tersendiri bagi kami, karena bukan hanya bawa nama Kota Medan, tapi kami juga bawa nama kampus kami Etnomusikologi USU,” cerita Goppas dengan semangat.
Masih menjadi mahasiswa pada saat itu, membuat Equaliz dapat membuktikan bahwa mahasiswa musik juga dapat berprestasi. Sempat dipandang sebelah mata oleh orang-orang, kini Benny dan rekan-rekannya semakin berusaha keras agar pendapat orang tentang kuliah musik tidak seburuk yang dipikirkan.
“Dulu kalau orang tahu masuk Etno pasti nanya mau jadi apa. Itu biasalah, karena mereka belum lihat gimana kami disini. Ya sama kayak kuliah biasa sebenarnya, kebetulan passion kami bermusik ya makanya masuk sini. Banyak kali sebetulnya orang-orang berprestasi,” ujar Benny.
Selain prestasi yang sudah diraih, Equaliz saat ini juga sudah mengeluarkan empat buah lagu yang easy listening. Mereka juga tengah mempersiapkan mini-album. Equaliz Band sendiri memiliki basecamp di ruang kelas etnomusikologi.
“Harapan terbesar kami nantinya karya kami bisa dikenal dan dihargai masyarakat bahkan bisa menembus pasar nasional bisa terwujud, sekarang kami fokus dulu untuk mini-album dan latihan supaya bisa lebih baik lagi,” pungkas Benny, sembari optimis Equaliz nantinya akan mencoba peruntungan di ibukota. [KM-01]