DELISERDANG, KabarMedan.com | Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi meninjau lokasi pembangunan Fasilitas Pengolahan Limbah Terpadu (FPLT) di kompleks Kawasan Industri Medan (KIM), Jalan Pulau Batam, Percut Sei Tuan Deliserdang, Kamis (7/10/2021).
Keberadaan sarana ini diharapkan dapat mengurangi biaya pengolahan limbah, terutama limbah bahan beracun dan berbahaya (B3).
“Saya memang menginginkan ada yang seperti ini di Sumut, sejak tiga tahun lalu. Karena ini akan banyak manfaatnya, terutama dalam hal pengolahan limbah, khususnya B3 dari Rumah Sakit,” ujarnya didampingi Dirut PT KIM Ngurah Wirawan, Direktur Pengembangan dan Operasional M Hita Tunggal dan Direktur Operasi I PT Adhi Karya Suko Widigdo.
Di lokasi pembangunan FPLT seluas lima hektare tersebut, Gubernur mengunjungi beberapa sarana pengoperasian pengolahan limbah, seperti laboratorium dan instalasi pengolahan air limbah (IPAL).
Gubernur juga menyampaikan bahwa usulan membangun kawasan seperti ini sejak tiga tahun lalu karena beberapa laporan dan permohonan dari Rumah Sakit (RS) terkait pengolahan limbah B3.
“Karena biaya pengolahan limbah, khususnya B3 dari Rumah Sakit, harus dikirim ke Jawa Barat. Bisa dibayangkan berapa anggaran yang harus dikeluarkan untuk itu. Bahkan ada yang mencoba mengolah sendiri limbahnya, dengan cara yang tidak benar,” jelas Gubernur.
Oleh karena itu, ia bersyukur bahwa proyek yang telah dilakukan peletakan batu pertama tahun lalu, kini dalam progress yang baik.
Pada dasarnya, ide dan permohonan pembangunan instalasi pengolahan limbah terpadu ini sudah ia sampaikan pada 2018 silam.
“Ini akan mempermudah penghapusan limbah, mengurangi biaya dan pastinya menampung banyak tenaga kerja,” tandasnya.
Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) PT KIM Ngurah Wirawan mengapresiasi kehadiran Gubernur Sumut yang meninjau lokasi pembangunan FPLT tersebut.
Dengan sarana ini, kawasan perindustrian ini akan memiliki pengolahan limbah yang berkapasitas cukup besar.
Karenanya mereka meminta agar seluruh progres yang sudah berjalan diyakinkan dapat mencapai target sebagaimana arahan Gubernur.
Senada dengan apa yang dikatakan Direktur Operasi I PT Adhi Karya Suko Widigdo yang menuturkan di dalam FPLT ada beberapa proses.
Pada tahap I ada laboratorium B3, sarana pelatihan SDM untuk keperluan pengolahan limbah B3, IPAL dengan kapasitas COD (Chemical Oxygen Demand) tinggi bagi limbah berat.
“Itu akan kami olah (limbah), sementara rencana 200 titik pengolahan dari target 500 titik. Kemudian kita ada insinerator dan TPS (Tempat Pengolahan Sampah),” ujarnya. [KM-07]