MEDAN, KabarMedan.com | Memasuki musim gugur daun, produksi karet di Sumatera Utara diprediksi akan mengalami penurunan 10 persen.
Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut Edy Irwansyah mengatakan, musim gugur daun memang jamak terjadi setiap tahun.
“Musim gugur daun karet memang terjadi secara tahunan di Sumut dan berdampak pada penurunan produksi,” katanya, Rabu (8/1/2020).
Dengan musim gugur daun, katanya,untuk tahap awal bisa mengurangi produksi getah karet hingga sekitar 10 persen yang berdampak pada penurunan pendapatan petani.
“Penurunan produksi pasti membuat pendapatan petani juga berkurang,” ujarnya.
Untungnya saat ini harga bahan olah karet (bokar) tren menguat didorong kenaikan harga jual karet alam di pasar internasional.
“Jika harga karet bertahan atau lebih mahal, maka penurunan produksi karet tidak akan terlalu berpengaruh pada pendapatan petani,” jelasnya.
Ia menjelaskan, bagi eksportir karet penurunan produksi akibat musim gugur daun berdampak pada semakin terancam pasokan sehingga mempengaruhi volume ekspor.
Dalam beberapa tahun terakhir pengusaha kesulitan mendapatkan getah karena produksi terus berkurang dampak banyaknya penebangan dan tidak dirawatnya pohon karet petani.
“Eksportir baru sedikit bernafas setelah harga jual bergerak naik dampak harga minyak mentah tren menguat, namun sekarang berpotensi kekurangan pasokan,” pungkasnya. [KM-05]