Hujan ‘Bersihkan’ Debu Erupsi Gunung Sinabung pada Tanaman Petani

MEDAN, KabarMedan.com | Hujan yang turun dalam beberapa hari terakhir membantu petani di Kabupaten Karo yang tanamannya terdampak oleh erupsi Gunung Sinabung.

Hal tersebut diungkapkan Kepala UPTD Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Utara, Marino, Kamis (20/6/2019). Menurutnya, petani saat ini terbantu dengan turunnya hujan.

“Kemarin Pak Kadis Pertanian Karo kan me haramkan pengisapan debu dengan alat bantu. Nah sekarang ada hujan, debunya hilang,” katanya.

Apalagi, pihaknya sendiri sebelumnya juga menyarankan untuk dilakukan penyiraman pada tanaman yang terkena debu erupsi. “Jadi bagus lah. Hujan ini sangat membantu,” katanya.

Sebagaimana diketahui, erupsi Gunung Sinabung beberap waktu lalu menyebabkan kerusakan pada tanaman pangan dan hortikultura milik petani di tiga kecamatan di Kabupaten Karo.

Berdasarkan hasil monitoring yang dilakukan oleh Jajaran Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara bahwa terdapat 3 Kecamatan yang terkena dampak erupsi Gunung Sibanung yakni Kecamatam Kuta Buluh, Brastagi dan Namanteran.

Dari ketiga kecamatan tersebut terdapat pertanaman yang rusak antara lain pada tanaman pangan. Pihaknya mencatat, padi sawah umur 70-100 hari yang terkena seluas 8 hektare.

Tanaman jagung adalah yang paling luas terkena debu yakni mencapai 4.200 hektare dan saat ini berumur 60-80 hari. Keduanya di Kecamatan Kuta Buluh. Sementara itu, untuk tanaman hortikultura, yakni jeruk, cabe rawit, wortel, petsai, terong, buncis, ercis dan krisan

“Paling banyak itu Namanteran, cabe seluas 274 hektare dan kentang seluas 225 hektare. Total tanaman hortikultura yang terkenas Elyas 1.708,1 hektare,” katanya, Rabu (12/6/2019).

Hal tersebut juga tertuang dalam Laporan Keadaan Bencana Alam erupsi Gunung Sinabung oleh Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Utara bertanggal 10 Juni 2019 yang ditujukan kepada Direktur Perlindungan Tanaman Pangan dan Direktur Perlindungan Hortikultura yang ditandatangani Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Utara, Dahler.

Marino menambahkan, pihaknya merekomendasikan agar petani melakukan penyiraman agar debu yang menutupi tanaman dapat dihilangkan. Dengan demikian, lanjut dia, proses fotosintesis tetap dapat berjalan.

Menyemprotkan air ke seluruh pertanaman yang terkena abu vulkanik bertujuan agar pertanaman masih dapat berfosintesis kembali dan tentunya hasilnya dapat dipanen kembali.  [KM-05]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.