Integrasi Pendidikan Siaga Bencana di Nias Melalui Tarian Tradisional Maena

GUNUNG SITOLI, KabarMedan.com | Ratusan siswa SD Negeri 070978 Gunung Sitoli, di Jl Yos Sudarso, Komplek Angkatan Laut, Kota Gunung Sitoli, Nias, berhamburan keluar dari ruang kelas, ketika mendengar kentongan tanda bahaya tsunami dibunyikan, Senin (27/2/2017).

Dengan dipandu para guru, ratusan siswa tersebut langsung melakukan proses evakuasi dengan meninggalkan gedung sekolah menuju jalur evakuasi zona aman.

Beberapa siswa terlihat pingsan dan luka-luka, namun para guru secara sigap menangani dan memastikan korban tidak sampai mengalami hal yang fatal.

Kejadian tersebut diskenariokan sebagai bagian dari program integrasi pendidikan siaga bencana, dan mengajarkan kepada siswa bagaimana menyelamatkan diri saat bencana mengancam dan menghindari kecelakaan.

Berdasarkan Indeks Rawan Bencana Indonesia (IRBI) Tingkat Kabupaten/Kota di wilayah Sumatera Utara, yang diterbitkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tahun 2011, menyatakan bahwa Kota Gunung Sitoli menduduki ranking nasional 141, sementara Kabupaten Nias Selatan ranking nasional 217 untuk tingkat rawan bencana “tinggi”.

Baca Juga:  KAI Divre I Sumut Gelar Aksi Bersih Lintas di Sepanjang Jalur Medan-Bandar Kalipah

“Program ini bertujuan untuk menumbuhkan budaya sadar bencana melalui pendidikan pengurangan risiko bencana, yang terintegrasi dengan sistem sekolah dan budaya lokal yaitu Tari Maena,” kata Project Manager JICA (Japan Internasional Cooperation Agency) Project, Yoko Takafuji, disela simulasi siaga bencana.

Sementara itu, Staff Yayasan Obor Berkat Indonesia (OBI) sebagai Local Leader JICA Project, Silverince Gulo mengatakan, Tarian Maena digunakan sebagai media yang dipergunakan untuk mengemas pesan siaga bencana gempa bumi dan tsunami di Pulau Nias.

“Pelaksanaan kegiatan dilakukan di enam SD percontohan di Kota Gunung Sitoli yang akan menjadi sasaran program ini. Selain itu akan diadakan Workshop Pentingnya Siaga Bencana yang akan diikuti oleh sejumlah pihak terkait di Kota Gunung Sitoli,” kata Silverinco.

Ada pun enam SD Negeri yang menjadi percontohan program integrasi pendidikan siaga bencana di Kota Gunung Sitoli, yaitu SDN 070979 Gunung Sitoli, SDN 074048 Luaha Bouso, SDN 070980 Mo’awo, SDN 074055 Humene Satua, SDN 070986 Ononamolo I Lot, dan SDN 070981 Fodo.

Baca Juga:  Polres Serdang Bedagai Berikan Bantuan Kepada Korban Kebakaran di Teluk Mengkudu

Sementara itu, Konsul Muda Konsulat Jenderal Jepang di Medan, Daiki Yokoyama mengungkapkan, Pemerintah Jepang menggelontorkan dana hibah sebesar USD90 ribu untuk program integrasi pendidikan siaga bencana di Nias ini, yang mulai berjalan pada Agustus 2016 sampai November 2018 mendatang.

“Program ini sangat baik, dengan menggunakan budaya tradisional Nias (Tarian Maena=red), sehingga pesannya lebih gampang dipahami oleh anak-anak. Sehingga jika terjadi tsunami sudah dapat diantisipasi dengan melibatkan peran serta masyarakat,” kata Yokoyama, yang turut meninjau simulasi siaga bencana di SD Negeri 070978 Kota Gunung Sitoli.

Simulasi siaga bencana ini merupakan program integrasi pendidikan di Kepulauan Nias, yang dilaksanakan oleh Yayasan Obor Berkat Indonesia, bekerjasama dengan JICA (Japan Internasional Cooperation Agency), dan Wako University Japan, dengan rekomendasi penuh dari Dinas Pendidikan Kota Gunung Sitoli. [KM-01]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.