Jokowi Ingatkan Masyarakat Jaga Nilai Budaya Adiluhung

MEDAN, KabarMedan.com | Presiden Joko Widodo mengingatkan seluruh pemangku adat nusantara termasuk seluruh elemen bangsa untuk menjaga, merawat dan melestarikan nilai-nilai budaya adiluhung yang telah membentuk karakter bangsa Indonesia menjadi sebuah bangsa yang besar.

“Saya mengajak para raja, sultan, pangeran sebagai pemangku adat keraton-keraton nusantara untuk terus menjaga, merawat, melestarikan warisan nilai-nilai budaya adiluhung,” katanya dalam Festival Keraton Nusantara XI di halaman Istana Maimun Medan, Minggu (26/11/2017) malam.

Hadir dalam kesempatan itu, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Cirebon, Pangeran Adipati Arief Natadiningrat dan Tengku Hamdi Osman Delikhan Al Hajj gelar Raja Muda Deli serta tokoh-tokoh Melayu Sumatera Utara, Wagubsu Nurhajizah Marpaung. Selain itu, turut hadir raja-raja, permaisuri, pangeran dan sultan se-Nusantara serta Wali kota dan Bupati di Sumut.

Jokowi mengatakan, bangsa Indonesia merupakan negara yang besar, bukan hanya memiliki 17 ribu pulau yang didiami 714 suku dan 1.100 lebih bahasa daerah dan adat istiadat serta agama yang berbeda, tapi negara Indonesia besar karena memiliki sejarah peradaban yang besar dan gemilang di masa lalu.

“Sejarah mencatat, kejayaan di nusantara bukan hanya mewariskan karya seni budaya, karya arsitektur, naskah kuno dan adat budaya tapi juga memberikan warisan budaya adiluhung yang selanjutnya ikut membentuk karakter bangsa Indonesia,” ucapnya.

Baca Juga:  KAI Divre I Sumut Layani 2,4 Juta Penumpang Selama 2024

Pada Desember lalu, lanjut Jokowi dia menghadiri penutupan Festival Keraton Nusantara di Taman Pasepuhan Cirebon, dan saat ini dia hadir membuka Festival Keraton Nusantara di Istana Maimun Medan. Hal ini dikatakannya merupakan bentuk apresiasinya terhadap warisan budaya. “Ini merupakan bentuk apresiasi saya, kecintaan kita semua, kebanggaan kita semua pada seluruh warisan adat dan budaya bangsa kita yang sangat kaya dan beragam,” ungkapnya.

Apalagi, seni dan budaya yang dimiliki itu tidak hanya memiliki estetika yang tinggi tapi juga mengandung pesan simbolik, folosofi yang bermakna yang bisa menjadi landasan etik dalam kehidupan kita sehari-hari. Dalam setiap proses adat akan terkandung pesan, makna filosofi, untuk saling menghormati, memperhatikan tata karma, sopan santun.

“Kita diajak terus menjga kebersamaan dan menguatkan tali persaudaraan kita. Saya lihat nilai adiluhung itu hidup dalam tradisi adat budaya dalam suku di Indonesia, baik suku Batak, Jawa Melayu, Bugis dan suku lainnya. Saya yakin nilai budaya yang adiluhung tersebut juga hidup dalam tradisi adat dan budaya keraton di nusantara,” terangnya.

Jokowi mengingatkan agar kita tidak boleh berhenti hanya membanggakan kejayaan masa lalu, melainkan harus menjadikan warisan budaya pendahulu sebagai modal untuk menghadapi tantangan bangsa di masa datang. Untuk mewujudkan hal itu, dalam waktu dekat Presiden akan mengundang para pemangku adat keraton nusantara untuk mendiskusikan hal tersebut.

Baca Juga:  Kajari Sergai Terima Penghargaan Keberhasilan Tim PAKEM Menjaga Kerukunan Beragama Sepanjang Tahun 2024

“Mungkin awal Desember atau pertengahan Desember, saya ingin mengundang tapi tidak semuanya untuk berbicara masalah keraton yang ada di nusantara,” jelasnya.

Sebab, Jokowi meyakini kalau budaya keraton nusantara dapat menjadi bentuk kekuatan untuk meraih kemajuan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Jokowi juga mengajak raja, sultan dan pangeran untuk melanjutkan peran historis keraton untuk kesejahteraan masyarakat.

“Saya lihat peran historis itu bisa dilakukan dengan pengembangan sektor pariwisata budaya. Baik itu mengangkat kejayaan seni tradisi yang berkembang di keraton, kekayaan arsitektur bangunan keraton maupun kuliner keraton dan sebagainya,” tambahnya.

Hal itu menurut Jokowi dapat dilakukan, sebab banyak negara berkembang pariwisatanya hidup dengan mengangkat peninggalan kejayaan masa lalu seperti Jepang, negara Eropa juga Inggris.

“Yang penting kita perkuat narasi dengan cerita sehingga wisatawan tertarik bukan hanya untuk melihat istana yang sudah direkonstruksi tapi juga mendengar kisah masa lalu, dengan mengembangkan wisata heritage, keraton bisa memberikan manfaat tidak hanya bagi keraton tapi juga kesejahteraan masyarakat di sekitar keraton,” pungkasnya. [KM-03]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.