KAHMI Sumut Proyeksikan Penguatan Tiga Pilar di 2017

MEDAN, KabarMedan.com | Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Sumatera Utara menggelar rangkaian diskusi panel di Aula Fakultas Hukum Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Sabtu (7/1/2017). Acara ini dilaksanakan sebagai bentuk refleksi 2016 dan menjadi proyeksi untuk 2017 kedepan.

Dengan mengusung tema penguatan tiga pilar program : Pendidikan, Penguatan Ekonomi Ummat, dan Kesehatan, diharapkan KAHMI dapat memanfaatkan tekhnologi yang tengah berkembang saat ini dan dapat melihat apa-apa saja yang terjadi setahun belakangan.

“Kita dapat memanfaatkan tekhnologi yang tengah berkembang saat ini dan tiga pilar nantinya dapat berpindah menjadi e-learning, e-clinic, dan e-education,” kata Murlan Tamba, Ketua Harian Majelis Wilayah KAHMI Sumatera Utara.

Acara yang berlangsung aktif dan komunikatif dihadiri dr.Rizali Nasution selaku pendiri kelompok Humaniora Pokmas Mandiri, Prof. Dr. Saidurrahman, M.Ag selaku Rektor UIN SU, Prof. Dr. Syaiful Sagala, M.Pd, dr. Delyuzar Haris, Sp.PA(K), Ridesman Yanas, S.H, M.Kes, dan dr. Zoni Anwar Tanjung, M.M.

Diskusi panel diawali dengan penguatan ekonomi yang dibawakan dr.Rizali Nasution selaku pendiri kelompok Humaniora Pokmas Mandiri.

Baca Juga:  Polsek Dolok Masihul Beri Penyuluhan Bahaya Geng Motor dan Narkoba dalam Program Police Go to School

Rizali menjelaskan, bagaimana memulai berwirausaha dan mengapa banyak orang yang masih sulit memulai berwirausaha.”Setiap orang memiliki kesempatan membantu dan dibantu,” kata Rizali.

Rizali juga menjelaskan tentang bagaimana agar wirausaha dapat dilakukan berkelompok. “Ada beberapa hal untuk mengembangkan ekonomi ummat, yaitu keterlibatan perempuan, keberpihakan kepada warga miskin, dan Jejaring,” ungkapnya.

Panel dilanjutkan dengan materi pendidikan dengan pokok bahasan perguruan tinggi dan pendidikan dalam perspektif HAM yang disampaikan Saidurrahman, dan mengoptimalkan peran KAHMI membangun bangsa yang berkeadaban dalam kebhinekaan memperkokoh NKRI yang disampaikan oleh Syaiful Sagala. Mahalnya biaya pendidikan menjadi salah satu faktor yang menghambat kualitas peserta didik.

Di penghujung materi kesehatan dengan mengundang salah satunya kepala cabang BPJS Kesehatan yang kali ini diwakilkan oleh dr. Zoni Anwar Tanjung. Pada sesi ini berlangsung lebih komunikatif dikarenakan peserta forum bebas bertanya tentang bagaimana pelayanan BPJS yang selama ini telah dirasakan.

Baca Juga:  Polres Serdang Bedagai Berikan Bantuan Kepada Korban Kebakaran di Teluk Mengkudu

Delyuzar, salah satu speaker menyampaikan pentingnya kesehatan bagi semua orang. Ia juga menjelaskan bahwa angka kematian ibu dan anak masih menjadi salah satu yang terbesar.

Senada dengan delyuzar, Ridesman Yanas (Kepala Bidang Kesehatan) pun memaparkan hal yang sama.”Penyakit yang sekarang ini pada umumnya memerlukan biaya yang besar. Berdasarkan data yang didapat dari dinas kesehatan, angka kematian bayi masih di angka 20 dari 1000 yang tidak pernah merayakan ulang tahun pertamanya. Untuk angka kematian ibu 228 dari 1000 orang dan gizi buruk 21,2%,” jelasnya.

Ridesman mengatakan, angka kemiskinan di Indonesia adalah salah satu dari banyak sebab lemahnya tiga pilar tersebut dan sudah saatnya melakukan pendekatan dan pengubahan mindset dari orang terdekat. “Pendekatan yang dilakukan saat ini harusnya sudah tidak lagi di lapisan kedua masyarakat, tapi sudah antara keluarga ke keluarga lainnya,” tutup Ridesman. [KM-03]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.