MEDAN, KabarMedan.com | Konsulat Jenderal Jepang di Medan meresmikan dua proyek program bantuan dana hibah Pemerintah Jepang, Grant Assistance for Grassroots Human Security Projects di Provinsi Aceh pada 19 dan 20 Juli 2017 lalu.
Kedua proyek ini adalah Proyek Pembangunan Gedung Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas di Gampong Alue Sentang Kabupaten Aceh Timur dan Proyek Pembangunan Gedung Panti Asuhan di Desa Paya Tumpi Baru Kabupaten Aceh Tengah. Melalui dua proyek ini, diharapkan anak-anak yang tinggal di Kabupaten Aceh Timur dan Kabupaten Aceh Tengah dapat belajar di lingkungan yang lebih baik. Pemerintah Jepang melalui
Konsulat Jenderal Jepang di Medan telah mengembangkan Bantuan Hibah Grassroots untuk Keamanan Manusia di berbagai bidang. Sejak tahun 2000 telah memberikan bantuan kepada 67 proyek (senilai Rp 60.287.560.000) di wilayah yurisdiksi Konsulat Jenderal Jepang di Medan yang berfokus pada kebutuhan dasar manusia seperti pendidikan, kesehatan, lingkungan, pertanian, dan pengembangan masyarakat.
1 Proyek Pembangunan Gedung Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas
Yayasan Al-Ikhlas Mukaromah mendirikan Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas pada tahun 2000, memiliki 3 ruang kelas and 102 murid. Daerah tempat berdirinya sekolah ini (Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur). Selain memiliki populasi penduduk yang tinggi, karena jumlah sekolah tidak cukup, banyak anak sekolah yang terpaksa pergi ke sekolah di tempat yang lebih jauh. Dikarenakan jumlah murid yang ada melebihi kapasitas, dan sulit untuk menerima murid, sekolah mendirikan dua bangunan baru (6 ruang kelas).
Proyek ini dilaksanakan dengan nama “Proyek Pembangunan Gedung Madrasah Tsanawiyah Al- Ikhlas di Gampong Alue Sentang Kabupaten Aceh Timur” dengan Bantuan Hibah Grassroots untuk Keamanan Manusia senilai Rp 844.447.735. Proyek dilaksanakan setelah adanya penandatanganan grant contract antara Pemerintah Jepang dengan Yayasan Al-Ikhlas Mukaromah pada tanggal 9
Maret 2017.
Dengan adanya gedung sekolah baru ini, jumlah murid meningkat menjadi 192 orang, dan sekarang, murid-murid yang sebelumnya terpaksa pergi ke sekolah di tempat yang lebih jauh dapat belajar di tempat asalnya sendiri.
2 Proyek Pembangunan Panti Asuhan di Desa Paya Tumpi Baru
Yayasan Panti Asuhan Nurul Iman mendirikan dan mulai mengoperasikan panti asuhan dengan kapasitas 75 orang pada tahun 1995. Hal ini dikarenakan jumlah anak yatim yang banyak karena konflik dan masalah perekonomian yang terjadi di sekitar Kabupaten Aceh Tengah.
Kemudian, pada tahun 2013 terjadi Gempa Aceh yang menyebabkan bangunan panti asuhan hancur, sebagian tidak dapat digunakan lagi dan karena itu pula jumlah kapasitas menurun menjadi 40 orang. Sampai saat ini pun masih terdapat masalah perekonomian dan karena adanya kebutuhan panti asuhan, didirikan bangunan baru dua lantai. Proyek ini dilaksanakan dengan nama
Proyek Pembangunan Panti Asuhan Nurul Iman di Desa Paya Tumpi Baru Kabupaten Aceh Tengah dengan Bantuan Hibah Grassroots untuk Keamanan Manusia senilai Rp 948.499.237. Proyek dilaksanakan setelah adanya penandatanganan grant contract antara Pemerintah Jepang dengan Yayasan Panti Asuhan Nurul Iman pada tanggal 10 November 2016.
Dengan adanya bangunan baru ini, kapasitas anak panti meningkat menjadi 100 orang. Kemudian, anak -anak yang sebelumnya tidak dapat diterima di panti asuhan dan harus pindah ke daerah yang jauh dapat hidup dan belajar di daerah asalnya.[KM-03]