MEDAN, KabarMedan.com | Pupus sudah harapan Maya Mutia Sari Hasibuan (18), warga Jalan Denai, Gang Mulya Jadi, Lingkungan VIII, Kelurahan Tegal Sari Mandala III, Kecamatan Medan Denai untuk menimba ilmu di Universitas Negeri Medan.
Pasalnya, Maya yang masuk melalui jalur undangan dengan Nomor Induk Mahasiswa(NIM) 4151240011 yang telah terbit dan mengambil Program Studi Fisika, harus membayar uang kuliah Rp 2,5 juta per-semester kepada bank yang telah ditunjuk oleh panitia.
Padahal, penghasilan orang tuanya sendiri hanya Rp 1,2 juta setiap bulan yang diperuntukan bagi kehidupan mereka sehari-hari.
“Saya lulus dari jalur undangan, tapi panitia menyuruh membayar uang kuliah Rp 2,5 juta bang. Mana ada ayah uang sebanyak itu,” kata Mutia yang merupakan lulusan SLTA Mamiyai Jalan Bromo, Kamis (11/6/2015).
Hal ini, katanya, berbanding terbalik dengan temannya Fitri yang juga lulus melalui jalur undangan. Fitri hanya dikenakan biaya kuliah Rp 1,6 juta per-semester dengan penghasilan orang tua Rp 1,5 juta perbulan.
“Sementara temanku Ade hanya membayar uang kuliah Rp 1,9 juta dan penghasilan orang tuanya Rp 5,5 juta perbulan. Kenapa pihak kampus Unimed tidak adil begini,” ujarnya.
Ia dan orang tuanya bernama Solihin telah berusaha meminta keringanan pada pihak kampus Unimed, namun tidak dihiraukan.
“Saya dan bapak juga sudah menghadap ke Puskom (Tata Usaha) dan disana saya disuruh menghadap ke Biro ADM Akademik dan Kemahasiswaan. Disitu saya jumpai Pak Sumadi dan jawabannya tetap harus membayar uang kuliah Rp 2,5 juta per-semester,” sebutnya.
Untuk itu, Maya dan orang tuanya hanya bisa berharap kepada Rektor Unimed, Prof Syawal Gultom dan Walikota Medan Dzulmi Eldin untuk dapat memperhatikan anak kurang mampu yang mempunyai keinginan keras untuk melanjutkan keperguruan tinggi.
“Kita kan telah merdeka, tapi dimana letak kemerdekaan itu. Kami hanya meminta keadilan. Untuk kuliah saja harus membayar uang semahal itu padahal kami orang susah,” pungkasnya. [KM-03]