MEDAN, KabarMedan.com | Tourism Malaysia semakin gencar melakukan kegiatan-kegiatan promosi untuk menarik wisatawan berkunjung ke negeri jiran, terutama dari pulau Sumatera.
Hal ini sebagai dampak dari dibukanya border bagi wisatawan mancanegara serta relaksasi SOP ke Malaysia.
Mengikuti tren wisata selepas pandemi Covid-19, Tourism Malaysia Medan sekali lagi mengadakan product update berupa ‘niche product’ di Hotel Santika Premiere Dyandra Medan, 20 Desember 2022, yang dihadiri oleh para pelaku industri pariwisata antara lain ASITA, ASTINDO, ASPIPI dan AMPHURI.
Selain itu juga ada institusi pendidikan dan media-media lokal termasuk cetak, elektronik dan digital.
Mengusung tema “Malaysia Niche Product Update 2022” Tourism Malaysia berharap dapat memberikan pengetahuan dan informasi yang lebih variatif tentang berbagai produk-produk niche market yang ada di Malaysia, terutamanya homestay dan eko-pelancongan.
Pada kesempatan ini, Tourism Malaysia Medan mengundang produk-produk homestay diantaranya Homestay Ayer Limau Melaka, Homestay Sungai Haji Dorani Selangor, Homestay Bougainvillea Selangor, Homestay D’Pelandok Negeri Sembilan, serta eko-wisata Majilis Daerah Selama di Perak.
Pertumbuhan konektivitas, yaitu seatcapacity/week dari kota-kota besar di Sumatera pada tahun 2022 ini masih bertumbuh 100 persen dibandingkan tahun 2020-2021 yang mana tidak ada penerbangan regular pada masa pandemi Covid-19, namun angka ini masih lebih kecil atau berkurang sebesar -30,5% dibandingkan dengan masa sebelum pandemi yaitu tahun 2019.
Pada tahun 2019, sebelum pandemi Covid-19, jumlah pelancong Indonesia ke Malaysia meningkat 10,5% (1,3% dari jumlah penduduk Indonesia), dibandingkan tahun sebelumnya.
Sedangkan, jumlah pelancong Malaysia ke Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 19,07% (9% dari jumlah penduduk Malaysia).
Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, khususnya dari Indonesia ke Malaysia tahun 2022 meningkat drastis, apalagi setelah border sepenuhnya dibuka dan tidak ada lagi persyaratan vaksin, PCR dan karantina.
Indonesia berada di urutan ke-2 setelah Singapura dengan jumlah kedatangan mencapai 799,066 wisatawan, meningkat drastis sebesar 13,0888.1% dibandingkan tahun 2020 di masa pandemi.
Ke depan, Tourism Malaysia akan menghadirkan lebih banyak produk-produk wisata yang lebih variatif dengan menghadirkan tidak hanya homestay dan eko wisata, hingga kini sedikitnya ada 208 homestay telah dikembangkan dengan sangat serius oleh Kementerian Pelancongan Malaysia.
Direktur Tourism Malaysia Medan, Chan Hon Mun dalam sambutannya mengatakan bahwa mendapatkan pengalaman tinggal di homestay di desa atau ‘kampung’ tradisional adalah salah satu cara tercepat dan termudah untuk mengenal Malaysia yang sebenarnya.
Dalam sambutannya, Chan juga menyampaikan apresiasi kepada pelaku industri pariwisata termasuk agen pelancongan dan maskapai telah sama-sama bertahan menghadapi badai Covid-19. Pasaran Indonesia, khususnya Sumatera memiliki potensi mengembangkan paket wisata homestay. [KM-07]