MEDAN, KabarMedan.com | Menjelang pemilihan Gubernur, konstalasi politik di Sumatera Utara kembali bergeliat.
Berbagai bakal calon bermunculan, disamping kandidat utama sekaligus petahana, Tengku Erry Nurady. Para bakal kandidat mulai bergerilya, seperti Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) yang juga Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad), Eddy Rahmayadi, Bupati Simalungun, JR Saragih, mantan Kapolda Sumut, Wisjnu Amat Sastro, Ketua DPD Partai Golkar, Ngongesa Sitepu dan lain-lain.
Di antara nama-nama itu, muncul tiga nama wanita yang juga akan jadi pesaing, yaitu Wakil Gubernur Sumatera Utara, Nurhajijah Marpaung, wartawati senior, Yos Piliang dan pengusaha muda, Ade Sandrawati Purba SH MH.
Kehadiran para srikandi politik di tengah persaingan para bakal calon di Sumut akan membuat sejarah baru. Namun sebuah survei yang dilakukan sebuah lembaga hingga awal 2017, nama Ade Sandrawati Purba di sana. Wanita yang juga berprofesi sebagai pengacara ini dinilai punya kans besar untuk jadi kontestan Pilgubsu 2018.
“Nama Ade Sandra cukup santer dibicarakan sebagai calon gubernur. Ini adalah opsi yang bagus bagi rakyat Sumut untuk memilih pemimpin yang punya visi membangun, di antara para tokoh yang ada dan kinerja petahana yang menjemukan. Itu yang kami temukan di lapangan,” kata Budi Marulitua Hutauruk, salah satu tim lembaga survei di Sumut, Rabu (19/7/2017).
Selain itu, faktor feminimisme, isu gender dan wajah baru juga cukup menjadi alasan para responden melirik Ade Sandra sebagai pemimpin baru. Pertimbangan lain seperti ketakutan atau trauma bahwa pemimpin Sumut yang kerap berlangganan masuk penjara karena korupsi atau kasus hukum lainnya juga jadi pertimbangan.
Masyarakat Sumut menginginkan perubahan besar-besaran di segala sektor. Dengan demikian, sosok Ade Sandra menjadi nilai plus untuk mencapai elektasi.
“Hasil survei masih dirahasiakan, berikut peringkat popularitas dan elektabilitas. Meski demikian, saya melihat hal itu akan berpeluang berubah seiring pergerakan masing-masing bakal calon,” ujarnya.
Budi mengatakan, sistem kepemimpinan mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama merupakan salah satu contoh pemimpin yang diidamkan. Minimnya ketersediaan gaya kepemimpinan “Ahok Style” di Sumut membuat masyarakat cukup lesu menyongsong Pilgubsu 2018 kelak.
“Kehadiran Ade akan membuat peta persaingan akan semakin ketat, karena masyarakat punya banyak pilihan dalam menentukan pimpinan di masa depan Sumatera Utara,” ungkapnya.
Berdasarkan pengalamannya di beberapa daerah, nama Tengku Erry Nuradi juga disebut oleh koresponden, namun situasi politik dan gaya kepemimpinan mempengaruhi penilaian mereka terhadap mantan Bupati Serdang Bedagai.
Kejenuhan dengan sosok dan politisi yang ada selama ini, menjadikan sosok Ade akan mendapat dukungan dan kepercayaan masyarkat.
“Apalagi dalam sejarah belum ada pemimpin wanita di Sumut ini. Peluang Ade Sandrawati Purba SH MH sangat besar, selain sepak terjangnya yang terbilang baik di dunia sosial, kemanusiaan, kewirausahaan, politik dan hukum,” jelasnya.
Ade diprediksi akan mendapatkan tempat di hati masyarakat, karena faktor pluralisme yang diterapkan sosok perempuan itu dalam kehidupan dan manajemen bisnis.
Apalagi, Sumut terdiri dari berbagai latar budaya, suku, agama, ras dan pandangan politik berbeda. Diketahui, Ade Sandrawati Purba merupakan seorang pengusaha wanita yang sukses, aktif di dunia sosial dan politik serta tengah konsern juga di bidang hukum dengan menekuni profesi sebagai advokat.
“Ini merupakan kesempatan bagi kaum gender untuk muncul ke permukaan. Perempuan hari ini tidak hanya berhenti pada persoalan rumah tangga. Hari ini kita lihat banyak yang berkecimpung pada bidang yang banyak digeluti kaum maskulin (laki-laki),” tambah akademisi dan pengamat politik Universitas Sumatera Utara (USU), Yurial Arif Lubis pada sebuah sesi wawancara beberapa waktu lalu.
Dia menyebutkan, banyak sekali persoalan sensitif yang memang seharusnya ditangani oleh perempuan. Dirinya mencontohkan kasus perlindungan anak, perempuan dan persoalan lain. Namun dia melihat, kaum perempuan pun belum banyak muncul dalam kancah politik Sumut. Sumut sedang didera banyak sekali persoalan yang harus segera diselesaikan.
“Dengan kondite seperti ini, maka dibutuhkan sosok pemimpin yang tahan banting. Kalau ada perempuan yang mampu menangani banyak sekali persoalan, maka silahkan. Kita memang sedang menunggu itu. Saya pikir ini zaman terbuka, siapa saja boleh maju dan itu harus disadari sebagai tanggungjawab,” pungkasnya.
Ade yang dikonfirmasi terkait hasil ini hanya berkomentar ringan. Menurutnya, hasil survei itu tentu tidak menempatkan dirinya pada posisi teratas. Namun dirinya mengaku cukup berterimakasih atas kepercayaan masyarakat (responden survei) yang membuat namanya jadi turut diperbincangkan.
“Terima kasih. Ya semoga bisa menjadi bagian dari orang-orang yang terpilih untuk bisa memberikan bantuan sumbangsih untuk membantu sebagian dari tugas pemerintah,” pungkasnya. [KM-03]