MEDAN, KabarMedan.com | Pasca menjalani tiga edisi debat kandidat, elektabilitas Bobby Nasution dan Aulia Rachman terus meningkat. Apa kata pengamat?
KPU Kota Medan menggelar tiga kali debat kandidat yang diikuti dua Paslon. Tiga stasiun televisi digunakan untuk menyiarkan secara langsung prosesi debat kandidat tersebut. Dan tema yang diambil untuk diperdebatkan dan dicari solusinya, adalah tema yang menyentuh langsung ke masyarakat.
Dan masyarakat melihat, program yang diusung Bobby Nasution dan Aulia Rachman tampak realistis tidak mengada-ada.
“Memang masyarakat mendambakan adanya perubahan bagi kota Medan. Selama ini citra kota Medan sudah tidak begitu baik khususnya di tata kelola pemerintahan, karena 3 wali kota berturut-turut telah berurusan dengan hukum,” komentar Dr Wahyu Pratomo, Ekonom asal USU, Senin (7/12/2020).
Kata Wahyu, di samping itu, kondisi infrastruktur kota yang memprihatinkan, ketimpangan pembangunan antar wilayah, membuat masyarakat ingin suatu perubahan.
Dan perubahan tersebut dapat dimunculkan oleh tokoh baru bukan yang sudah terlibat dalam pemerintahan sebelumnya.
Bobby Nasution selalu mempertanyakan permasalahan tersebut saat debat dan kemudian beliau memberikan solusi perbaikan bagi kota Medan.
Semangat kolaborasi menjadi kunci untuk perubahan kota Medan. Tidak mungkin Medan dibangun oleh sekelompok orang, oleh pemerintah sendiri, dan pihak pihak lain secara sendiri-sendiri.
“Maka harus kolaborasi baik dengan seluruh pemangku kepentingan di kota Medan dan kolaborasi dengan pemerintah pusat, provinsi dan kab/kota lainnya,” pungkas Wahyu.
Pengamat politik dan pemerintahan yang juga asal USU, Dr Indra Fauzan juga melihat adanya keinginan kuat masyarakat melihat perubahan di Medan.
“Kalau dilihat dari survey memang ada perbandingan yang signifikan, tentunya dari sini kita bisa melihat debat kemaren sedikit banyak memberikan gambaran tentang isu dan program yang disampaikan ke masyarakat sesuai dengan realitas. Masalah banjir, masalah jalan, sampah bahkan sampai masalah korupsi. Jadi cukup kita pahami trend itu terkorelasi dengan hasil survey. Tentunya kita bisa melihat hasil yang memahami survey, tentunya lembaga survey itu sendiri,” papar Fauzan.
Pengamat lainnya yang juga asal USU, Dadang Darmawan pun mencermati dua hasil survey terbaru.
Dua lembaga poling SMRC dan survey Sentral Institut, telah merilis hasil poling yg memenangkan Bobby Nasution mengungguli Akhyar.
“Setidaknya poling pada hari terakhir menjelang minggu tenang tsb menunjukkan bahwa warga kota Medan butuh pemimpin baru,” kata Dadang.
Dari berbagai sudut pandang kata Dadang, setidaknya dapat dilihat berbagai masalah yang dihadapi warga kota Medan dan jeratan korupsi 15 tahun periode wali kota, sudah cukup membuat warga jera untuk tidak lagi percaya begitu saja dengan janji paslon.
“Wajar jika warga kota Medan kini butuh kepastian, dan itu ada pada sosok Bobby Nasution, yang dipercaya dapat melakukan perubahan, dengan ketulusan dan semua kekuatan yang dimilikinya.”
“Program dan Komitmen Bobby Nasution yang telah dikemukakan selama ini, telah menjadi magnet tersendiri bagi warga kota Medan untuk konsisten akan pentingnya arti perubahan bagi kota Medan di masa yang akan datang,” pungkas Dadang.