SIMALUNGUN, KabarMedan.com | Ribuan ton lebih ikan di keramba yang ada di perairan Danau Toba kawasan Haranggaol, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara mati mendadak sejak pekan lalu. Akibat kejadian ini, petani merugi hingga puluhan miliar rupiah.
“Sampai hari ini kami sudah keluarkan sekitar 800 ton ikan yang mati, itu yang sudah diangkat. Masih banyak lagi yang belum diangkat,” kata Hasudungan Sialagan (45), petani keramba jaring apung (KJA) di Haranggaol, Rabu (4/5/2016).
Menurutnya, penyebab kematian mendadak ikan jenis nila dan emas ini sudah diketahui. Petani dan perusahaan pendamping telah melakukan penelitian.
“Hasilnya ikan mati karena air kurang oksigen. Oksigen drop karena cuaca. Jadi dari penelitian, kejadian ini disebabkan cuaca,” sebut Hasudungan.
Kematian mendadak ikan kali ini berbeda dengan yang terjadi pada tahun 2004 lalu. Jika kali ini diduga karena alam, saat itu ikan mati karena virus koi herves.
Baca Halaman Selanjutnya
Kematian ikan di perairan Haranggaol sebenarnya sudah terlihat sejak 2 pekan lalu. Namun kematian massal terjadi dalam dua hari terakhir.
“Mungkin kami kurang tanggap awalnya,” sebut Hasudungan.
Pria yang merupakan Ketua kelompok perikanan dan koordinator gotong-royong ini juga mengalami kerugian akibat kejadian ini. Sebab sebagian besar ikan yang ada di puluhan keramba miliknya juga mati. Dengan jumlah ikan yang mati diperkirakan lebih dari seribuan ton lebih, kerugian sekitar ratusan keluarga petani ikan yang ada di kawasan itu diperkirakan sudah puluhan miliar.
“Kalikan saja Rp23.500 per-kg,” tukas Hasudungan.
Dia memaparkan, aparat Pemerintahan sudah turun ke lokasi. Mereka melihat situasi dan melakukan penelitian. “Namun belum ada yang memberikan bantuan, padahal kami sangat mengharapkan bantuan. Saat ini penduduk berduka karena modal yang ditanam langsung minus,” pungkas Hasudungan. [KM-03]