MEDAN, KabarMedan.com | Tidak selamanya sampah menjadi masalah bagi lingkungan. Pasalnya, sampah dapat diolah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis. Di Rumah Kompos dan Bank Sampah Induk Sicanang, Jalan Kelapa, Kecamatan Medan Belawan, sampah organik rumah tangga; seperti sisa sayur, buah, sisa makanan, sisa bahan dapur diolah menjadi pupuk. Sementara, sampah non-organik dijadikan berbagai kreasi dan dapat dijual.
“Rumah Kompos dan Bank Sampah ini merupakan kerjasama Pemko Medan dan Pemko Kitakyushu Jepang, yang diresmikan pada tahun 2014. Disini kita dapat mengolah sampah menjadi sesuatu yang dapat dijual kembali,” kata Direktur Bank Sampah dan Rumah Kompos, Armawati Chaniago, Selasa (15/9/2015), dalam kegiatan Press Tour yang diadakan oleh Konsulat Jenderal Jepang di Medan, dengan tema “Perlindungan Lingkungan Hidup” bersama para awak media.
Di Rumah Kompos ini, katanya, terdapat 10 orang warga setempat yang setiap harinya bekerja untuk menjadikan sampah organik untuk dijadikan pupuk yang berkualitas.
“Sampah organik yang kita ambil masih berasal dari Pasar Tuntungan. Saat ini kita punya 28 unit kelompok Bank Sampah,” ujarnya.
Diungkapkannya, sampah yang diolah untuk menjadi pupuk tidak dicampur dengan zat kimia.
“Jadi fermentasinya menggunakan dedak kayu, sekam, ragi tempe, dan ragi tape. Jadi pupuk ini dibuat secara alami tanpa adanya zat kimia. Proses fermentasi dari sampah menjadi pupuk berlangsung selama 15 hari,” jelasnya.
Selama sembilan bulan beroperasi, katanya, sebanyak 53 kg sampah organik dan anorganik bernilai ekonomis berhasil dikelola Rumah Kompos dan Rumah Bank Sampah.
“Untuk mendapatkan pupuk dengan kualitas tinggi dan menambah kandungan nutrisi dari hasil pupuk dapat dilakukan pengulangan atau penambahan sampah yang dilakukan sebanyak tiga kali,” pungkasnya. [KM-03]