Sering Mati Lampu di Bulan Ramadhan, Umat Muslim Korban PHP dari PLN

MEDAN, KabarMedan.com | Ada ungkapan bahwa setiap kali memasuki bulan suci Ramadhan listrik PLN selalu mati. Sepertinya ini sudah menjadi budaya di saat memasuki bulan suci Ramadhan, bahkan itu sudah terjadi dalam dasawarsa terakhir.

“Apa penyebab sering padamnya listrik disaat memasuki bulan ramadhan tidak pernah diketahui secara pasti. Yang dipastikan adalah krisis listrik di wilayah Kota Medan sekitarnya sepertinya sudah budaya dari tahun ke tahun dan sulit untuk dikikis,” kata Direktur Lembaga Advokasi dan Perlindungan Konsumen (LAPK), Farid Wajdi, Rabu (1/7/2015).

Pemadaman listrik saat bulan suci Ramadhan terus berlanjut. Buka puasa, sholat tarawih, tadarusan Alquran, atau sahur tanpa penerangan listrik kembali terjadi. Entah apa yang ada dibenak petinggi PLN Sumatera Utara.

“Yang pasti dampak listrik padam, sumpah serapah masyarakat memuncak kepada perusahaan setrum milik negara ini. Betapa tidak, saat berbuka puasa atau aktivitas keagamaan lain tiba-tiba saja listrik padam. PLN seperti melecehkan aktivitas keagamaan yang semestinya dihormati atau dihargai. Umat muslim adalah korban dari PHP (Pemberi Harapan Palsu) PT PLN,” ujar Farid.

Apalagi menurutnya, prosesi ramadhan cuma datang sekali dalam setahun. Kekhusukan ramadhan dicederai. Janji diingkari. Pemerintah Propinsi dipermalukan. Kasus terakhir adalah pemadaman bergilir pada Selasa (30/6/2015). Hampir seluruh sudut wilayah Kota Medan dan sekitarnya mengalami pemadaman listrik. Sejak siang, buka puasa, sholat tarawih, tadarusan dan sahur listrik secara sistematik dan terencana padam bergilir.

“Pemadaman bergilir sebenarnya sudah keterlaluan. Masalahnya pihak PT PLN saat mematikan listrik tanpa melakukan antisipasi sebelumnya dan mematikan lampu secara mendadak. Banyak pihak menilai, kinerja pihak PT PLN sudah sungguh-sungguh keterlaluan tanpa memikirkan waktunya umat Muslim melaksanakan ibadah,” ucap Farid.

Dikatakannya, petinggi PT PLN Wilayah Sumatera Utara seperti menjilat ludah sendiri. Petinggi PT PLN lewat media dihadapan Wakil Gubernur Sumatera Utara membuat janji tidak ada pemadaman listrik saat ibadah ramadhan 2015. Kalau pemadaman itu karena ada bencana angin badai atau hujan lebat, sebenarnya pemadaman itu masih dapat dimakulumi. Tetapi masalahnya faktor alam atau peristiwa luar biasa sebagai penyebab listrik padam itu sama sekali tidak ada.

Masalah utama bagi pelanggan adalah pemadaman bergilir dilakukan saat umat Muslim beribadah puasa. Momentum ibadah ramadhan mestinya tanpa gangguan teknis seperti pemadaman bergilir. Selanjutnya berkaitan dengan janji petinggi PT PLN Wilayah Sumatera Utara yang berkomitmen dihadapan Wakil Gubernur Sumatera Utara.

“Katanya selama bulan ramadhan tidak ada pemadaman listrik. Janji petinggi PT PLN itu dibarengi pula dengan tersedianya 134 genset dengan daya tegangan tinggi yang tersebar di 8 area se-Sumut; di antaranya, Medan, Binjai, Lubuk Pakam, Pematangsiantar, Rantauprapat, Padang Sidempuan, Sibolga dan Nias. Oleh sebab itu, sungguh wajar jika dianggap PT PLN telah melecehkan dan mencederai kekhusukan ibadah ramadhan,” tukas Farid.

Selain kepada PT PLN, diharapkan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara ikut bertanggung jawab atas pemadaman yang terjadi. Jadi, bukan hanya janji kosong yang diterima, namun jauh lebih penting lagi kebutuhan listrik yang dapat diandalkan mesti ditagih. Konon lagi, ekses listrik padam masuk ke semua lini.

“Gubernur Sumatera Utara mestinya ikut bertanggungjawab, karena sebelumnya PT PLN Wilayah Sumatera Utara mempublikasi janji listrik tak padam dihadapan Wakil Gubernur. Sungguh menyedihkan persoalan krisis listrik tak kunjung tuntas pada setiap ramadhan. Sampai kapan derita pemadaman listrik dapat diakhiri, sepertinya masyarakat masih perlu bersabar seperti menguak misteri besar,” pungkas Farid. [KM-01]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.