Serukan #IyaKecilTapiSampah, Mahasiswa Ilmu Komunikasi USU Aksi Kutip Puntung Rokok

MEDAN, KabarMedan.com | Sekumpulan mahasiswa dari jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Sumatera Utara (USU) melakukan gerakan peduli sampah puntung rokok di beberapa lokasi di Kota Medan.

Mengatasnamakan Strobe Team, kelompok yang terdiri dari sembilan orang tersebut mengatakan kegiatan tersebut berawal dari kegelisahan pribadi salah satu anggota.

“Ini berawal dari kegelisahan pribadi, jadi salah satu dari kita ada yang merokok tapi dia menyimpan puntungnya itu di rumahnya,” ujar salah satu anggota kelompok bernama Widya Ika Vanessa, Kamis (14/10/2021).

Widy menyebut Strobe Team hadir untuk menyampaikan kepada masyarakat Kota Medan untuk bersama-sama menyadari bahwa sampah rokok, meskipun berukuran kecil tetap merupakan sampah dan sulit untuk diurai.

“Jadi kami datang untuk memberikan informasi bahwa puntung rokok juga adalah sampah, sekecil apapun juga dia adalah sampah. Bahkan puntung rokok ini juga sulit sekali diurai apalagi kalau misalnya kalau dia sudah kena air atau terbawa ke laut itu bisa sampai bertahun-tahun,” katanya.

“Tapi kami tidak menyuruh orang berhenti merokok, itu sudah jadi suatu hal yang berbeda. Kepada perokok kami ingin menyampaikan bahwa ketika merokok usahakan ada asbak, kemudian ada tong sampah kemudian dibuang ke tong sampahnya. Apabila tidak ada, sampah puntung rokok tersebut mohon dikantungi terlebih dahulu,” sambungnya.

Baca Juga:  Kasus Penipuan Berjalan Lambat, Suplier Makanan Minta Keadilan

Untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat, Strobe Team mengadakan kampanye baik secara online melalui media sosial hingga terjun langsung ke lapangan dalam bentuk aksi kutip puntung rokok.

“Kita punya hashtag sendiri yaitu #IyaKecilTapiSampah, itu menggambarkan bahwa yang kecil dan tak jarang tak kasat mata ini biasanya sering disepelekan. Masyarakat juga harus sadar bahwa bukan cuma plastik, atau bukan cuma alumunium atau bahan-bahan lain yang terlihat, tetapi puntung rokok ini juga sampah,” tuturnya.

Widy menyebut ia dan teman-temannya memilik dua lokasi yakni Lapangan Merdeka dan Universitas Sumatera Utara itu sendiri. Aksi kampanye dan kutip puntung rokok sebelumnya telah dilakukan dua kali.

“Kita sudah mengadakan aksi kutip puntung rokok dan sosialisasi dua kali berturut-turut di Lapangan Merdeka. Dan hari ini, sore ini kita ngadain kutip puntung rokok di USU,” terang Widy.

Widy menyebut alasan memilih di Lapangan Merdeka berdasarkan survey di mana lokasi tersebut masih banyak puntung rokok yang berserakan dan bahkan di pot-pot bunga yang seharusnya menjadi hiasan. Sedangkan USU dipilih agar mahasiswa dapat menyampaikan hal tersebut ke khalayak yang lebih luas lagi

“Kita udah ngutipkan, kita datangi mereka. Ke kelompok-kelompok kecil kita datangin, kita ceritakan dan sampaikan hasil riset kita bahwa sebenarnya puntung rokok ini berbahaya, ini susah diurai,” tuturnya.

Baca Juga:  Heboh!!, Tulisan 'Tutup Galian C Ilegal di Lemba Sari' di Jalan Besar Kotarih - Galang Bikin Geger

Saat proses penyampaian tersebut, Strobe Team juga menemukan respon yang berbeda-beda dari masyarakat.

“Bahkan yang paling lucu ketika kita sosialisasi kan ya, mungkin karena dia tersinggung atau apa padahal sebenarnya kita memakai cara biasa saja, dibuangnya puntungnya lagi dan kita ngutip lagi. Mungkin ada rasa jengkel. Ada juga pas kami jelasin responnya dengan nada yang ketus dan tidak enak. Tapi banyak juga yang positif dan baru nyadar bahwa puntung ini susah diurai,” ujar Widy.

Ditambah dengan ukuran yang kecil sehingga tak jarang luput dari penglihatan saat membersihkan, Strobe Team berharap permasalahan ini juga dapat didukung oleh pihak-pihak seperti Pemerintah Kota Medan dan kelompok-kelompok pemerhati lingkungan lainnya.

“Dari aksi ini kita juga sekaligus mengurangi volume puntung rokok. Karena meskipun ada petugas kebersihan tapi puntung rokok ini sulit untuk terbawa saat disapu, puntung ini kecil, dia udah nyelip-nyelip entah kemana-mana, di pasir lah, di batu, udah lengket ke rumput,” tambahnya.

“Jadi kegiatan kami ini juga dibimbing oleh dosen dan kami berterima kasih banyak telah dibimbing sejauh ini. Kepada Kak Yovita Sabarina dan Kak Rachel, kami mengucapkan terima kasih,” tutupnya. [KM-06]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.