MEDAN, KabarMedan.com | Anggota Komisi X DPR RI Sofyan Tan menyarankan untuk pelaksanaan vaksin khusus pelajar dilakukan berbasis sekolah. Menurutnya, hal itu akan lebih efektif untuk memutus penyebaran COVID-19, khususnya klaster keluarga.
“Kalau bisa vaksin berbasis sekolah, jika siswa vaksin, maka orangtua juga vaksin, karena kalau anaknya aman, tapi orang tua tidak, kan sama aja,” kata Sofyan Tan pada acara Workshop Pendidikan yang digelar Kemendikbud Ristek di Hotel Four Point, Jalan Gatot Subroto Medan, Selasa (28/9/2021).
Begitu pun dengan vaksin guru, tidak hanya guru, keluarganya juga harus ikut menerima suntik vaksin. Selanjutnya, pada Januari 2022 mendatang seluruh guru akan disuntikkan vaksin booster.
Dalam mendukung kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), Sofyan Tan menilai sekolah dapat menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Ia mengatakan, saat ini dana BOS sudah dapat digunakan lebih fleksibel. Sebab, sudah ada Permendikbudristek No 6/2021 tentang relaksasi penggunaan dana BOS.
“Saat ini bisa digunakan untuk menyambut PTM, anak-anak di swab bisa pakai dana BOS tersebut,” ujarnya.
Namun di sisi lain, dana BOS juga dapat dipergunakan untuk meningkatkan kesejahteraan guru.
“Dengan maksud gajinya selama ini sekian, bisa ditambah untuk kesejahteraan guru. Karena dulu 15 persen untuk ini, 20 persen untuk yang lain, untuk ngecat dan saat ini sudah tidak ada lagi,” jelasnya.
Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Dikdas, Dikmen Kemendikbud Ristek RI, Jumeri, menambahkan risiko penularan COVID-19 ketika PTM masih ada. Namun, ia mengingatkan untuk tidak terlalu panik.
“Panik boleh, tapi jangan terlalu. Belum bebas 100 persen, untuk itu yang perlu diperhatikan adalah penerapan protokol kesehatan (prokes) dengan ketat,” tandasnya.
Berdasarkan catatan Kemendikbudristek sejak Juli 2020 ada 1.266 kluster sekolah.
“1.266 sekolah, ada keluarga yang terpapar COVID-19, kluster dikatakan tertular disebuah komunitas,” sambungnya. [KM-103]