Starbucks Origin Experience Berikan Manfaat Bagi Kesejahteraan Petani Kopi

TAPUT, KABARMEDAN.COM | Kopi merupakan komoditas tingkat dunia yang dianggap penting. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia mencatat realisasi ekspor produk kopi pada tahun 2016 mencapai USD775,14 juta. Angka tersebut menjadikan Indonesia berada di posisi keempat sebagai negara penghasil kopi terbesar di dunia.

Sumatera Utara sendiri merupakan Provinsi penghasil kopi Arabika kedua terbesar di Indonesia dengan rata-rata produksi sebesar 50 ribu ton per tahun (Data Dirjen Perkebunan, 2014). Data BPS menunjukkan ada 10 Kabupaten di Sumatera Utara sebagai wilayah penghasil kopi dan mayoritas berada di sekitar kawasan Danau Toba.

“Hal yang paling utama dalam menikmati kopi yang baik adalah aroma dan cita rasa. Biji kopi memiliki rasa yang berbeda tergantung pada ketinggian tempat, bahan induk tanah, pola tanam, dan pengolahan pasca panen. Kawasan sekitar Danau Toba merupakan daerah tanah vulkanik bekas letusan Gunung Toba dengan bahan induk tanah yang kaya unsur hara dan mineral,” kata Field Livelihood and Coffee Supply Coordinator, Conservation International Indonesia (CI), Elidon Sitio.

Baca Juga:  Kajari Sergai Terima Penghargaan Keberhasilan Tim PAKEM Menjaga Kerukunan Beragama Sepanjang Tahun 2024

Dia menuturkan, masyarakat di Tapanuli Utara mayoritas menerapkan teknik giling basah (semi wash), yaitu memetik biji kopi yang berwarna merah dan kemudian digiling sebelum 8 jam setelah panen. Hal ini menimbulkan perpaduan cita rasa dan aroma yang seimbang pada kopi.

Sementara itu, Andrew Linnemann selaku Vice President Global Coffee Quality and Engagement, yang telah 23 tahun bekerja di Starbucks Seattle, Washington, mengungkapkan, bahwa kopi Sumatera memegang peranan penting bagi sejarah perusahaannya,

“Kopi Sumatera itu unik, special, dari segi rasa dan cerita di balik nya. Kami suka menjual kopi Sumatera,” ujarnya, pada kegiatan Starbucks Origin Experience, di Desa Hutaginjang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara, pada 21 Maret 2017.

Sementara itu, Kepala Desa Hutaginjang, Karson Simaremare mengungkapkan, selama lebih dari 30 tahun dia menanam kopi, namun belum pernah tahu siapa yang beli dan kemana biji kopi ini disajikan. Kedatangan rombongan Starbucks ini memberikan rasa bangga dan kesan yang mendalam.

Baca Juga:  Kajari Sergai Terima Penghargaan Keberhasilan Tim PAKEM Menjaga Kerukunan Beragama Sepanjang Tahun 2024

“Mereka berbaur dengan kami, meskipun ada kendala bahasa namun kami bisa saling memahami untuk mengerjakan tujuan bersama. Apa yang kami kerjakan hari ini akan memberikan manfaat yang berkesinambungan, karena bukan hanya rumah pembibitan dan kompos tetapi pendampingan lanjutan oleh CI dan Dinas Pertanian yang bakal terus berlanjut,” tukasnya.

Kegiatan Starbucks Origin Experience ini diharapkan dapat memberikan manfaat tidak hanya untuk kesejahteraan petani kopi tetapi juga untuk kelestarian desa. Penggunaan pohon pelindung dapat membantu menciptakan lingkungan yang ideal untuk menghasilkan kopi dengan kualitas baik. [KM-01]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.