Terancam Dipecat Karena Aksi Tolak Kebijakan UNPRI, Mahasiswi Ini Tetap Semangat Berjuang

Aksi mahasiswa UNPRI yang menolak berbagai kebijakan di kampus ini yang melanggar hak mahasiwa.( Foto : Istimewa)

MEDAN, KabarMedan.com | Wajahnya sembab, terlihat luka hati yang ditanggungnya. Rasa kecewa akan ancaman pihak kampus karena ia melakukan aksi demonstrasi bersama teman-teman mahasiswanya di Universitas Prima Indonesia (UNPRI) siang tadi.

“Tadi saya dipanggil ke kampus, ada ibu Humas dan pihak kampus lainnya memberitahu saya bahwa sesuai hasil keputusan rapat, saya dipecat. Sore ini surat pemecatan akan dikeluarkan,” ujar Nebur Fine, mahasiswa Fakultas Ekonomi UNPRI, Kamis (15/06/2023).

Air mata Nebur tak tertahan lagi, ia menangisi keputusan pihak kampus karena ia memperjuangkan hak dirinya dan kawan-kawan mahasiswa UNPRI lainnya.

Saat melakukan aksi di UNPRI, Nebur berdiri paling depan dan menyuarakan aspirasi mahasiswa atas kebijakan kampus yang dinilai melanggar hak-hak mahasiswa.

Ia mengaku biaya parkir yang diterapkan oleh UNPRI per tanggal 12 Juni 2023 lalu merupakan beban tambahan yang harus ditanggung orangtuanya untuk mendapatkan pendidikan yang layak di UNPRI.

Baca Juga:  Hari ke 10 Operasi Patuh Toba 2024, Kejadian Laka Lantas dan Pelanggaran Menurun

“Mungkin bagi mereka nilai lima puluh ribu untuk bikin kartu parkir dan seratus ribu per bulan itu tidak memberatkan, tapi bagi saya itu berat. Dan banyak kawan-kawan mahasiswa lainnya yang juga keberatan karena tidak semua kami orang mampu,” tutur Nebur sambil terus meneteskan air mata.

Nebur Fine yang merupakan Wakil Bidang Sarinah Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) UNPRI menuturkan, pihak kampus tetap menolak perjuangan kawan-kawan mahasiswa untuk membebaskan biaya parkir, memberikan ruang untuk berorganisasi serta mendirikan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNPRI serta menghapuskan kebijakan kuliah daring (online) yang sudah tidak sesuai dengan kondisi sekarang dimana Covid-19 sudah selesai.

Sampai berita ini dituliskan, Surat Pemecatan yang dijanjikan pihak kampus UNPRI kepada Nebur belum dikeluarkan secara sah. Walau begitu, Nebur tetap berharap apa yang disampaikan pihak kampus hanya sebuah ancama. Ia mengaku masih ingin melanjutkan kuliahnya di UNPRI.

Baca Juga:  Dugaan Korupsi Kapasitas Jalan Provinsi di Toba Samosir, 3 Tersangka Ditahan

“Menyalurkan aspirasi kan wajar, ini kan negara demokrasi. Kami menentang kebijakan kampus juga wajar, kami kan dididik untuk jadi pintar, bukan dibodoh-bodohi. Bagaimanapun saya tetap ingin berkuliah di UNPRI, sekarang saya sudah PKL, tinggal sedikit lagi,” paparnya.

Walau begitu, Nebur mengaku tetap akan memperjuangkan haknya dan mahasiswa UNPRI lain untuk mendapatkan hak mengemban pendidikan yang layak di kampus yang beralamat di Jalan Sampul ayahanda itu.

“Saya paham yang namanya berjuang itu penuh pengorbanan. Saya tentunya akan berjuang untuk tetap kuliah di UNPRI dan terus berjuang untuk mendapatkan hak-hak saya dan kawan-kawan UNPRI lainnya,” tandas Nebur Fine. [KM-07]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.