“Kabupaten Tobasa yang dalam renstra sebelumnya sudah memasukkan 4 program unggulan USAID PRIORITAS, melalui workshop ini kami menyepakati memulai pendidikan inklusi dengan melakukan pelatihan khusus bagi guru yang di sekolahnya terdapat anak-anak berkebutuhan khusus,” ujarnya..
Lebih lanjut, Ahli Tata Kelola dan Manajemen Pendidikan USAID PRIORITAS Sumut, Rimbananto, mengapresiasi komitmen Pemerintah daerah untuk menyediakan layanan pendidikan berkualitas. Apalagi program-program unggulan yang daerah desain, dirancang berdasarkan kebutuhan daerah masing-masing.
“Daerah ini mengadopsi program yang sebelumnya tidak ada di renstra mereka. Biasanya untuk membuat renstra di-copy paste saja dari resntra sebelumnya, tetapi melihat perkembangan yang sangat baik di daerah lain, mereka ingin membenahi program pendidikannya. Terutama pendidikan inklusif yang masih menjadi isu minoritas. Melalui forum ini, 10 Kabupaten/Kota ini merasa perlu memasukkan pendidikan inklusi dalam programnya,” ucapnya.
Rimbananto mengungkapkan, masing-masing daerah memiliki program yang menarik. Ia memberikan contoh Tapanuli Selatan, dimana Kabupaten ini mendiseminasi modul-modul pembelajaran dan MBS yang dilakukan secara sistemik.
“Artinya dilakukan berkelanjutan setiap tahun dan menjangkau seluruh guru dengan alokasi dana yang didukung oleh dana sekolah (BOS). Jadi tidak tergantung kepada APBD. Sistemnya sudah terbangun dengan membuat aturan pengalokasian dana BOS sebanyak 5% untuk pelatihan tersebut,” pungkas Rimbananto. [KM-01]