[CEK FAKTA] Benarkah Peningkatan Kasus COVID-19 di Surabaya Merupakan Konspirasi Elite Global?

SURABAYA, KabarMedan.com | Beredar tangkapan layar berisi chat WhatsApp yang menyatakan peningkatan kasus konfirmasi COVID-19 di Kota Surabaya merupakan konspirasi elite global.

Percakapan itu berawal dari percakapan yang menyatakan kasus konfirmasi COVID-19 di Surabaya merupakan sebuah konspirasi.

“Bodohnya masyarakat +62 mah gitu. Kaga tahu yg asli tapi udah pada nyebarin.” Saat ditanya sumber dari informasi tersebut, ia menjawab “Baca teori konspirasi.”

Akun itu pun turut memberikan narasi dalam postingan tersebut. Narasi itu berbunyi “Punya temen gini banget”

Sejak 1 Mei 2020 jumlah kasus COVID-19 di Jawa Timur memang meningkat lebih dari 300 persen, menjadi 4.313 orang per 28 Mei 2020.

Sementara itu, kenaikan kasus COVID-19 di Jakarta dalam periode yang sama hanya sekitar 60 persen, menjadi 7.001 orang per 28 Mei 2020. Sebagian besar kasus COVID-19 di Jawa Timur ini berpusat di Surabaya.

Meskipun begitu, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa melonjaknya kasus COVID-19 di Surabaya hanyalah konspirasi elite global.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengungkapkan penularan secara lokal atau transmisi lokal di Kota Surabaya, Jawa Timur menyumbang lonjakan kasus tertinggi hari ini.

Selain itu, Jawa Barat dan DKI Jakarta juga masih menyumbang kasus yang cukup tinggi.

Dalam 24 jam terakhir, terjadi penambahan kasus Covid-19 secara nasional mencapai 973 orang. Dari angka tersebut, Jawa Timur menyumbang tambahan kasus sebanyak 502 orang.

Artinya, porsi kasus positif COVID-19 di Jawa Timur terhadap jumlah kasus nasional adalah 14,8 persen.

Kendati begitu, Yuri tidak menjelaskan apakah transmisi lokal yang terjadi ini berkaitan dengan klaster-klaster yang sudah ada sebelumnya. “Penambahan hari ini paling banyak Kota Surabaya, dengan lokal transmisi,” ujar Yurianto, Kamis (21/5/2020).

Ia menambahkan, hasil tes yang disampaikan hari ini merupakan hasil infeksi virus corona yang terjadi pada seminggu yang lalu. Artinya, penambahan kasus hari ini bisa menjadi cerminan perilaku masyarakat pada sepekan yang lalu.

“Penambahan kasus yang tinggi bisa disebabkan banyak faktor. Selain kapasitas tes kita yang naik, juga karena masih ada masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan,” ujar Yurianto.

Selain Jawa Timur, penambahan kasus positif COVID-19 juga terjadi di Jawa Barat dengan 86 kasus, DKI Jakarta 65 kasus, Banten 54 kasus, dan provinsi lainnya dengan angka penambahan yang lebih rendah.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Coronavirus Disease (COVID-19) Jawa Timur menyatakan bahwa lonjakan kasus infeksi virus corona di daerah tersebut terjadi karena faktor mobilitas tinggi dari Bandara Internasional Juanda, Surabaya.

“Salah satu penyebab naiknya kasus, kita lihat disini mobilitas khususnya penumpang udara yang cukup banyak,” kata Ketua Rumpun Kuratif, Joni Wahyuhadi, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (21/5/2020).

Joni melontarkan pernyataan tersebut setelah Kementerian Kesehatan RI melaporkan bahwa kasus positif corona di Jatim bertambah 502 dalam sehari.

Sementara itu, berdasarkan data yang dihimpun Joni, jumlah penerbangan, baik tiba maupun berangkat, dari Bandara Internasional Juanda, terus menunjukkan grafik peningkatan tiap hari.

Berdasarkan informasi yang telah dirangkum tidak ada bukti valid yang menyatakan bahwa peningkatan kasus di Surabaya merupakan konspirasi elite global.

Bahkan juru bicara penanganan COVID-19 membeberkan data dalam 24 jam terakhir, terjadi penambahan kasus COVID-19 secara nasional mencapai 973 orang.

Dari angka tersebut, Jawa Timur menyumbang tambahan kasus sebanyak 502 orang. Artinya, porsi kasus positif Covid-19 di Jawa Timur terhadap jumlah kasus nasional adalah 14,8 persen. [Fact Checker: Reinardo Sinaga]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.