CEK FAKTA: Mahfud MD Sebut Pertumbuhan Ekonomi Tidak Pernah Sampai 7 Persen Selama Reformasi

JAKARTA, KabarMedan.com | Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3 Mahfud MD menyebutkan, pertumbuhan ekonomi di Indonesia pernah mencapai 7 persen. Akan tetapi, pertumbuhan ekonomi 7 persen itu tercapai pada 1989-1991. Pernyataan itu disampaikan dalam debat kedua Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (22/12/2023).

HASIL CEK FAKTA

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik 1961-2018, secara umum Indonesia hanya mengalami dua kali mengalami kontraksi.

Adapun pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tertinggi terjadi pada awal era Orde Baru tepatnya pada 1968 yakni mencapai 10,92 persen. Di era Reformasi, pertumbuhan ekonomi tertinggi dicatat pada 2007 yakni sebesar 6,35 persen.

Associate Researcher Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Krisna Gupta mengatakan, pada 1989 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 7,8 persen berdasarkan data BPS dan World Bank.

Pendapat lain disampaikan oleh Peneliti Think Policy Indonesia Alexander Tjahjadi. Ia membenarkan, bahwa setelah reformasi pertumbuhan di bawah 7 persen. Rata-rata dari tahun 1999-2022 pertumbuhan ekonomi ada di 4,7 persen. Dihitung berdasarkan data dari World Bank dan BPS.

Berikut adalah rincian pertumbuhan ekonomi Indonesia berdasarkan pemerintahan presiden:

– Era B.J. Habibie (1999): Pertumbuhan ekonomi mencapai 0,79 persen

– Era Abdurrahman Wahid (2000-2001): Pertumbuhan ekonomi 3,6-4,9 persen per tahun.

– Era Megawati Soekarnoputri (2002-2004): Pertumbuhan ekonomi kisaran 4,5-5 persen per tahun.

– Era Susilo Bambang Yudhoyono (2005-2014): Pertumbuhan ekonomi mencapai kisaran 6 persen.

– Era Joko Widodo (2015-2022): Pertumbuhan ekonomi di kisaran 4,8-5,3 persen.

Dengan demikian, selama era Reformasi, walaupun terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi, tidak ada catatan bahwa Indonesia pernah mencapai atau melewati angka pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen. [KM-08]

Sumber: kompas.com seperti dipublish di laman cekfakta.com

#cekfakta #livefactchecking #koalisicekfakta #pemilu2024 #pilpres2024 #lawanhoaks

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.