MEDAN, KabarMedan.com | Dean Pintauli Siringo-ringo (20), merupakan mahasiswi semester IV Jurusan Kesejehteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU). Dean mengalami kekurangan penglihatan akibat penyakit campak di usia 6 tahun, hingga terpaksa mengalami kebutaan total sejak duduk dibangku kelas X SMA Negeri 2 Lubuk Pakam.
Keceriaan seorang bocah yang kala itu baru akan memasuki jenjang pendidikan dasar itu dipaksa pupus oleh komplikasi serangan infeksi virus rubeola, kasus yang sudah sangat jarang terjadi ditengah gencarnya program imunisasi bayi dan balita yang diluncurkan Pemerintah.
Namun apa mau dikata, Dean yang sudah tidak memiliki seorang ayah, ketika ia duduk di kelas 4 SD harus menerima kenyataan pahit bahwa kemampuan penglihatannya semakin menurun dari tahun ke tahun hingga ia pun mengalami kebutaan total saat duduk di kelas X SMA, dan tak mungkin lagi disembuhkan. Namun, walaupun kondisi matanya yang semakin memburuk justru membuat Dean semakin semangat dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Dean memiliki bakat dibidang seni dan karya ilmiah. Dia pernah membawa harum nama Sumatera Utara dalam perlombaan baca puisi tingkat nasional. Mulai dari SD sampai sekarang ini di perguruan tinggi.
Dean tidak pernah sekolah di tempat orang kebutuhan khusus tetapi justru bersekolah ditempat sekolah layaknya orang normal. Dean pun selalu mendapat peringkat 10 besar sewaktu menginjakkan kaki di SD, SMP, SMA.
Terbukti dengan IPK saat ini yang mencapai 3,4. Dia pun mendapat tawaran beasiswa dari Andre, salah satu rekan Rektor Coil State University Amerika Serikat, untuk kuliah disana. Tawaran tersebut langsung disambut gembira wanita kelahiran 3 September 1994 itu. Rencananya pada tahun ini, ia akan pindah ke kampus tersebut.
“Ketika ditawari saya beasiswa. Saya tentu sangat senang menerimanya karena saya dari dulu ingin kuliah di AS. Bagi saya pendidikan merupakan pengganti penglihatan, pendidikan merupakan ilmu untuk menutupi kekurangan,” katanya.
Diawal masa kuliahnya, Dean sudah berhasil membuat sebuah novel berjudul “Terpilih Terpanggil” yang menceritakan tentang kekurangan bukan merupakan penghalang, Novel tersebut dipublish secara mandiri bersama teman-temannya, dan dijual terbatas sekitar 150 eksemplar.
“Saya tidak mengalami kesulitan dalam menulis novel karena sewaktu saya masih bisa melihat, orang tua saya sudah membeli mesin tik. Sekarang saya memiliki laptop yang di-setting audible. Saya juga masih aktif menulis hingga saat ini,“ ujarnya.
Dean sendiri memiliki cita-cita menjadi anggota DPR, mendirikan sekolah, dan menjadi pebisnis andal. Keinginannya menjadi anggota DPR dilatarbelakangi dengan minimnya perhatian kepada penyandang disabilitas.
Selain prestasinya dibidang pendidikan, ternyata wanita berambut panjang ini mempunyai prestasi dibidang olahraga. Dean akan mengikuti perlombaan renang tuna netra, dimana ia berhasil tepilih mewakili Sumatera Utara pada Asian Paralimpic Games 2015 yang akan digelar di Bandung bulan Agustus mendatang.
“Dean tidak pernah menyesali yang sudah terjadi. Mungkin karena kebutaan Dean bisa mencapai apa yang telah Dean capai sekarang,” ucapnya.
Dia mengaku sudah terbiasa hidup dengan memanfaatkan apa yang ada. Keluh kesah dan penyesalan tidak ada dalam kamus hidupnya. Dia berhasil menyiasati keterbatasannya dengan berbagai karya dan prestasi yang tidak semua orang bisa melakukannya. [KM-01]