Mengenal Black Friday yang Ramai Diperbincangkan dan Kisah Kelam di Baliknya

Black Friday. (foto: istimewa)

MEDAN, KabarMedan.com | Black Friday menjadi ramai diperbincangkan pada setiap akhir bulan November. Toko ritel disana akan memasang berbagai iklan dan memasang produk mereka dengan diskon tinggi kepada para pelanggan, baik offline maupun online.

Dilansir melalui kompas.com, Black Friday adalah surganya berbelanja. Karena itu, Black Friday juga seringkali disebut sebagai hari belanja sedunia karena kebiasaan ini rupanya menyebar ke berbagai negara, terutama Amerika Serikat.

Apa itu Black Friday

Dikutip dari Wikipedia, Black Friday adalah nama infromal untuk hari Jumat setelah hari Thanksgiving di Amerika Serikat. Black Friday dirayakan pada Jumat keempat setiap bulan November.

Banyak toko yang akan menawarkan penjualan barang dengan harga promosi yang sangat tinggi dalam waktu 24 jam untuk menarik konsumen berbelanja hadiah Hari Natal dan Tahun Baru.

Biasanya, banyak toko akan buka lebih awal pada tengah malam, dan Black Friday akan menjadi hari belanja tersibuk di Amerika Serikat sejak tahun 2005. Seperti yang informasikan sebelumnya, Black Friday menjadi perayaan yang menyebar di berbagai negara. Kanada, California, Meksiko, Belanda dan negara-negara lain akan memberikan potongan harga besar-besaran.

Seringkali para pemiliki toko menggunakan Black Friday sebagai kesempatan menawarkan barang dengan harga terendah. Mereka juga akan menimbun persediaan barang lama untuk kemudian dijual bertepatan dengan Black Friday.

Namun, beberapa kali saat perayaan Black Friday di Amerika Serikat pernah terjadi insiden yang sudah dianggap lazim. Dimana beberapa orang terlibat dalam sebuah perkelahian memperebutkan barang hingga memakan korban jiwa karena terinjak-injak.

Sejarah Black Friday

Terhitung sejak 24 September 1896, Amerika mengalami krisis keuangan, lebih tepatnya krisis pasar emas. Dua pemodal di Wall Street, bekerja sama untuk membeli sebanyak mungkin emas dengan harapan harga emas akan naik dan bisa menjual dengan harga yang bagus.

Namun, pada akhirnya hal itu membuat pasar saham jatuh bebas dan membuat bangkrut semua orang mulai dari Wall Srett hingga para petani. Selain memiliki krisis keuangan, kisah yang paling sering dikaitkan dibalik hari Black Friday adalah berhubungan dengan para penjual retail.

Para pedagang juga mengalami kerugian, padahal seharusnya saat liburan Thanskgiving mereka mendapatkan banyak keuntungan. Cerita kelam lain dibalik Black Friday yaitu pada 1800-an. Dikatakan seorang pemilik perkebunan di Amerika Selatan dapat membeli budak dengan harga diskon pada hari setelah Thanksgiving, Namun hal ini dikalim hanya sebuah mitos.

Banyak versi yang menceritakan tentang sejarah Black Friday. Disisi lain, dikatakan pada 1950-an, kota Philadelphia kacau akibat dibanjiri oleh para turis dan warga yang memanfaatkan liburan Thanksgiving (hari jumat) untuk belanja.

Kekacauan ini membuat kewalahan hingga menyebabkan kemacetan, polisi Philadelphia juga harus mengatasi para perampok yang memanfaat momen ini akibat ramainya pengunjun toko.

Atas kekacauan ini, pemerintah Philadelphia berusaha mengganti nama Black Friday menjadi Big Friday untuk membawa kesan positif. Tetapi usaha ini tidak berhasil karena orang-orang lebih mengenal ‘black’ daripada ‘big’.

Hingga pada akhir tahun 1980-an, para pedagang mencari solusi, sampai akhirnya mereka mengubah Black Friday menjadi hari diskon besar-besaran untuk mengubah kerugian toko menjadi keuntungan.

Sejak saat itu, sisi kelam Black Friday mulai dilupakan dan Black Friday dikenal dengan hari diskon-diskonan terbesar. [KM-101]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.