[kabarmedan.com] Mulanya hanya selingan. Namun seiring dengan perkembangannya, masyarakat Desa Koto Mesjid Kabupaten Kampar Riau Provinsi Riau kini berduyun-duyun berternak ikan patin. Bahkan, pertumbuhan petani ikan patin setiap tahunnya melonjak. Kok bisa? Padahal, penduduk Desa Koto Mesjid Kabupaten Kampar Riau merupakan eks relokasi Desa Koto Panjang.
Tim Wartawan Pokja Telkom Sumatera yang mengadakan kunjungan Pers Tour ke desa ini, Rabu (23/1) ke Desa Koto Mesjid. Suhaimi, Ketua Forum Mitra Binaan Desa Koto Mesjid, menjelaskan, tahun 2002 ada sekitar 335 KK penduduk Desa Koto Mesjid yang merupakan relokasi dari Desa Koto Panjang.
Dengan perpindahan ke daerah daratan tinggi dengan penghasilan menderes karet, penduduk berpikir bahwa akan tidak makan ikan. Kendati ada satu atau dua penduduk yang memilih untuk budidaya ikan. Beban kehidupan masyakat makin tinggi. Seiring itu, uang simpanan dari ganti rugi eks relokasi makin menipis.
Di tengah ekonomi masyarakat terhimpit, ada sekelompok orang memberikan pelatihan kepada masyarakat dalam budidaya ikan patin. Karena potensi daratan tinggi yang didiami oleh masyarakat Desa Koto Mesjid sangat bagus berbudiya ikan patin. Tertarik dengan budidaya ikan, namun masyarakat terkendala modal usaha pembibitan ikan patin.
Di tahun 2003, muncullah PT Telkom. Melalui Program Kemitraan Bna Lingkungan (PKBL) PT Telkom menawarkan kerjasama mitra binaan dalam pemberian bantuan modal usaha. Tawaran itu langsung ditampung oleh Desa Koto Mesjid. Mulanya ada 8 mitra binaan petani ikan patin diberikan bantuan modal sebesar Rp 125 juta.
Modal yang diberikan PT Telkom melalui Area Riau Daratan tidak disia-siakan masyarakat Desa Koto Mesjid. Dalam setahun itu, perekonomian masyarakat mulai terangkat.
Seiring dengan berkembangan usaha perikanan kolam ikan patin, guliran bantuan PKBL dari Telkom bertambah pula setiap tahunnya. Tahun 2004 dialokasikan Rp 472.500.000 dengan 22 mitra binaan, tahun 2005 Rp 622.500.000 (25 mitra binaan) hingga pada tahun 2012 mencapai Rp 9 miliar lebih dengan peningkatan 202 mitra binaan.
Ekspor
Pengolahan ikan patin yang digeluti masyarakat Desa Koto Mesjid Kabupaten Kampar Riau, Provinsi Riau sudah diakui banyak daerah. Produksi olahan ikan patin, seperti asapan patin, kerupuk, bakso, abon ikan, nugget dan ikan asin telah menjelajahi ekpor lokal.
“Olahan ikan patin sudah diakui banyak daerah. Mulanya kita pasarkan ke sejumlah daerah Kabupaten Kampar Riau hingga Provinsi Riau. Tapi, kini telah ada diekspor ke Batam, Jambi dan seluruh daerah Sumatra,” ucap Suhaimi, petani ikan patin di desa itu.
Bahkan, ketika Suhaimi ketika ke Malaysia ada menjumpai di pusat perbelanjaan menjual olahan ikan patin Desa Koto Mesjid. “Kami cukup bangga, produksi ikan patin sudah banyak orang yang nikmati,” ucapnya.