MEDAN, KabarMedan.com | Menjelang tutup buku tahun 2020, Bank Sumut mencatat kinerja yang positif, sekalipun kondisi perekonomian secara global masih belum stabil sebagai dampak pandemi Covid 19.
Hal itu terlihat dari kinerja keuangan PT Bank Sumut pada posisi bulan November 2020, dimana pencapaian laba setelah pajak tercatat sebesar Rp 483,7 miliar atau mencapai 101,37% dari rencana pertumbuhan pada November 2020.
Pencapaian laba itu didorong oleh pertumbuhan kredit pada November 2020 yang mencapai Rp 23,56 triliun atau sebesar 96,09% dari rencana. Penyaluran kredit tersebut ditopang dengan dengan penghimpunan Dana Pihak Ketiga yang melonjak mencapai Rp 31,77 triliun atau mencapai 118% dari rencana. Sedangkan total Aset tumbuh sebesar Rp 38,09 triliun, atau mencapai 114,83% dari rencana.
Dari aspek rasio keuangan, NPL pada posisi November 2020 mencapai 3,83%. Rasio ini lebik baik dibandingkan pada November tahun 2019 sebesar 4,54%. Sedangkan CAR atau Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) sebesar 20,21%, lebih baik dari posisi tahun sebelumnya sebesar 17,31%.
Direktur Operasional Bank Sumut, Rahmat Fadillah Pohan mengatakan, pencapaian kinerja keuangan di tengah situasi pandemi Covid 19 itu karena manajemen Bank Sumut bergerak cepat dengan sejumlah langkah dan strategi yang dilakukan demi pencapaian target bisnis Bank.
“Beberapa strategi Bank dalam menghadapi pandemi tersebut adalah dengan melakukan identifikasi dan komunikasi dengan nasabah/debitur terdampak Covid-19 dalam memenuhi kewajibannya dengan penawaran restrukturisasi kredit serta mendukung program pemerintah dan regulator sesuai dengan POJK No. 11/POJK.03/2020 tentang stimulus perekonomian Nasional sebagai kebijakan Countercyclikal dampak penyebaran Coronavirus disease 2019. Pada kuartal-III jumlah kredit yang telah direstrukturisasi oleh Bank Sumut telah mencapai ±Rp 1,8 Triliun,” beber Rahmat, Selasa (23/12/2020).
Dari sisi pelayanan dan akses nasabah kepada Bank, Bank Sumut berupaya mendorong nasabah untuk melakukan transaksi melalui produk dan layanan digital banking, seperti Sumut Mobile, Sumut Net Corporate, e-retribusi, serta kemudahan dan keamanan transaksi non tunai lainnya yang diaplikasikan melalui Qris (Quick Response Code Indonesian Standard) berupa alat pemindai pembayaran melalui QR Code.
“Bank Sumut juga ikut terlibat dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) melalui peningkatan penyaluran kredit ke UMKM yang terdampak Covid 19 sebagai stimulus untuk menggerakkan perekonomia. Salah satu upaya mendukung program PEN yang telah dan akan erus dilakukan oleh Bank Sumut adalah ekspansi KUR. Sampai dengan tanggal 8 Desember 2020, Bank Sumut telah mencairkan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) senilai Rp 832,8 Miliar dari total Rp 1 Triliun,” terang Rahmat.
Untuk mendorong percepatan penyaluran KUR, khususnya KUR Super Mikro sekaligus meningkatkan market share kredit ritel, Bank Sumut telah dan akan terus menggiatkan program Sapa Pasar, yakni kegiatan ekspansi KUR dan kredit ritel lainnya ke sejumlah pasar tradisional.
“Kegiatan Sapa Pasar yang menyasar ke para pedagang di pasar-pasar tradisional telah dilakukan di Pusat Pasar Medan, menyusul kemudian di Pasar Petisah, dan akan terus berlanjut ke sejumlah pasar tradisional lainnya. Hasil nyata yang sudah didapat dari Kegiatan Sapa Pasar di Pusat Pasar, Bank Sumut berhasil menggaet 918 rekening dari 1300 tenan yang ada,” kata Rahmat.
Padahal awalnya, Bank Sumut hanya menargetkan 30% dari jumlah tenan yang ada. Selain itu, total DPK pusat pasar yang sudah berhasil dikumpulkan sampai saat ini adalah tabungan dengan jumlah ±Rp 220 juta dan Deposito dengan jumlah ±Rp 5 Miliar, dan sudah ada 36 tenan yang menggunakan aplikasi QRIS Bank Sumut.
“Segenap upaya ini dlakukan sebagai strategi ‘jemput bola’ Bank Sumut secara langsung kepada para pedagang guna mempercepat program digitalisasi pasar tradisional. Hal ini sesuai dengan visi Bank Sumut dalam rangka mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah di Sumatera Utara,” tutup Rahmat. [KM-01]