JAKARTA, KabarMedan.com | Beredar informasi di media sosial bahwa Dinas Imigrasi menahan sebanyak 300 warga negara asing (WNA) asal China yang kedapatan membawa senjata api ditengah pandemi COVID-19.
Akun facebook Hendra Bastari memposting sebuah gambar berisikan informasi yang sedang viral itu sejak 7 Juni 2020.
Hingga hari ini postingan tersebut telah dibagikan sebanyak 159 kali dan mendapatkan tanggapan lebih dari 50 kali.
Postingan itu merupakan sebuah gambar berlogo CNN Indonesia disertai dengan narasi yang menyatakan Dinas Imigrasi menahan 300 WNA ilegal pembawa 3000 senpi AK-46 jenis terbaru dan membawa 5000 peluru jenis baru.
Gambar itu juga menampilkan foto senjata api, peluru, dan gambar beberapa orang yang di klaim sebagai WNA China ilegal.
Berikut narasi lengkapnya :
Di saat rezim pemerintah menerapkan aturan lockdown yang harus dipatuhi oleh rakyat dengan tidak memberi jaminan uang untuk kebutuhan hidup sesuai undang-undang, di saat itu pula rezim menyelundupkan WNA Cina komunis ilegal secara masif terus-menerus.
Benarkah Dinas Imigrasi menahan 300 WNA asal China yang membawa senjata api ditengah pandemi Covid-19 ?
Penelusuran pun dilakukan dengan mengunjungi website resmi CNN Indonesia dan melakukan pencarian dengan kata kunci “Dinas Imigrasi tahan 300 WNA asal China ditengah pandemi COVID-19”. Hasil penelusuran tidak ada berita yang serupa dengan kata kunci.
Kemudian penelusuran dilanjutkan dengan kembali memasukkan kata kunci melalui kolom search google. Hasil penelusuran menyatakan tidak ada situs yang dapat dijangkau dari kata kunci tersebut.
Akhirnya, penelusuran melalui google image pun dilakukan menggunakan foto-foto yang dicantumkan dalam postingan yang di klaim sebagai berita dari CNN Indonesia itu.
Hasil pencarian tidak menampilkan sedikit pun hal yang berhubungan dengan Dinas Imigrasi menahan 300 WNA asal China yang membawa senjata api.
Foto pertama merupakan tumpukan peluru ini pernah dimuat di situs Luckygunner.com pada 22 Juni 2012, jauh sebelum terjadinya pandemi Covid-19. Foto tersebut diberi keterangan: “Can you tell which of these rounds are .223 and which are 5.56? Because .223 Rem and 5.56 NATO share the same external dimensions, it can be hard to tell the difference.”
Foto kedua tumpukan senjata laras panjang tersebut pernah dimuat di situs stok foto Getty Images pada 29 Juli 2011, jauh sebelum terjadinya pandemi Covid-19. Foto itu diberi judul “Picture of part of the assault rifles se”.
Adapun keterangan fotonya berbunyi: “Foto bagian dari senapan serbu yang disita oleh polisi Kolombia di Cali, Departemen Valle del Cauca, pada 29 Juli 2011. Polisi Kolombia menyita 47 senapan serbu Norinco 7,62 mm buatan Cina (replika AK-47) dan 215 amunisi. Menurut otoritas, senjata itu dimiliki oleh kelompok kriminal Los Comba. AFP PHOTO/Luis Robayo.”
Foto ketiga memperlihatkan puluhan warga Cina ini pernah dimuat di situs Antaranews.com pada 28 Januari 2020 dengan judul “Mencegah kedatangan TKA China demi menahan penyebaran corona”.
Foto tersebut diberi keterangan: “Buntut merebaknya virus corona yang berasal dari kota Wuhan, China, membuat pemerintah Indonesia meningkatkan kewaspadaan serius. Keberadaan dan kedatangan Tenaga Kerja Asing (TKA) China menjadi perhatian sejumlah daerah. Kantor Imigrasi dan Disnakertrans berupaya melakukan pencegahan, demi melindungi masyarakat Indonesia tertular virus mematikan itu. (Saharudin/Rangga Musabar/Soni Namura/Sizuka).”
Foto puluhan senjata laras panjang tersebut pernah dimuat di situs Merdeka.com pada 26 Juli 2012 dalam artikel foto yang berjudul “Puluhan senjata api diamankan Polda Metro Jaya”.
Foto ini diberi keterangan: “Selain senpi, aparat juga berhasil mengamankan 56 air soft gun laras panjang dan 36 laras pendek. 1.736 Butir amunisi laras panjang dan pendek, juga amunisi soft gun sebanyak 57.605 butir diamankan.
Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa klaim yang menyatakan Dinas Imigrasi menahan 300 WNA asal China ilegal yang membawa senjata api ditengah pandemi COVID-19 merupakan informasi yang salah alias hoaks.
Tidak ada satu pun pemberitaan mengenai informasi itu. Apalagi CNN Indonesia yang logonya telah dicomot oleh orang tak bertanggungjawab. [Fact Checker: Reinardo Sinaga]