[CEK FAKTA] Pertentangan Penggunaan Masker Masih Terjadi, Hoaks Soal Masker Tumbuh Subur

MEDAN, KabarMedan.com | Sadar menggunakan masker menjadi senjata sederhana paling ampuh dalam mencegah penularan COVID-19.

Lapisan yang terdapat pada masker diyakini dapat menjadi penghalang untuk virus masuk melalui rongga mulut dan hidung.

Sayangnya sejak pandemi virus corona berlangsung beberapa bulan ini, masker selalu menjadi sasaran hoaks. Sehingga tak sedikit orang yang menjadi korban hoaks tersebut.

Hingga kini hoaks soal masker juga terus beredar di masyarakat. Baik melalui aplikasi percakapan maupun media sosial.

Satu diantaranya akun Lois Lois yang menggunggah postingan berisi kalimat yang menentang soal penggunaan masker. Bahkan ia menyatakan anjuran menggunakan masker sama saja dengan rencana pembunuhan.

Berbagai macam postingan lain mengenai hoaks soal penggunaan masker telah diunggah, sebagai berikut :

“Suhu panas dan CO2 akibat selalu pakai masker akan membuat Rapid dan PCR bisa (+) pd hypothyroid. Hati2 ketangkep alat”

“Dokter gigi yg selalu pakai masker akan mudah terpapar Covid19 Krn CO2+suhu!”

Apakah klaim yang menyatakan masker dapat mengakibatkan kerusakan terhadap CO2 itu benar?

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari website Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), who.int. Dalam website tersebut dijelaskan bahwa virus corona adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit, mulai dari gejala ringan hingga berat.

Virus corona diketahui menyebabkan infeksi saluran pernafasan, mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Lalu COVID-19 sendiri adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona yang paling baru ditemukan. Virus dan penyakit baru ini tidak diketahui sebelum wabah dimulai di Wuhan, Cina, pada Desember 2019.

WHO menetapkan COVID-19 sebagai pandemi pada 11 Maret 2020. Pasalnya penyebaran virus itu sangat cepat dan luas hingga ke seluruh dunia.

Hingga saat ini belum ada obat maupun vaksin untuk melawan virus tersebut. Calon vaksin yang ada sebagian besar masih memasuki uji klinis fase III.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa klaim yang dipaparkan oleh Lois Lois adalah tidak benar alias hoaks. Sebab pemaparan tersebut tidak dapat menjelaskan fakta dan data serta narasumber yang kredibel. [Tim Fact Checker]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.