DELI SERDANG, KabarMedan.com | Petani cabai di Desa Sidodadi, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang merasa resah karena harganya anjlok sejak bulan November tahun lalu hingga kini masih rendah.
Hal tersebut menambah kegalauan mereka di saat panen untuk Musim Tanam (MT) II 2018. Mereka berharap agar pemerintah memberikan subsidi harga agar petani tidak merugi.
Ketua Kelompok Tani Juli Tani, Raeli mengatakannya, Selasa (26/2/2019). Di desa ini, pertanaman cabai merah seluas 31 hektare dan panen baru dilakukan 1-3 kali kutipan. Banyak petani mempertanyakan penyebab cabai hanya laku Rp 11.000/kg di tingkat petani.
Dia membandingkan dengan tahun 2017. Di bulan Februari harga cabai jatuh hingga Rp 3000/kg sedangkan di bulan Februari 2018 di atas Rp 20.000/kg. Dengan tren harga yang berlaku saat ini, dia khawatir tahun ini harga akan kembali seperti 2017.
“Karena harganya turun terus sampai sekarang. Petani cabai sudah pasti rugi kalau harganya di bawah Rp 15.000/kg,” katanya, .
Selama ini ketika harga cabai jatuh, tidak ada perhatian kepada petani. Di sisi lain, ketika harga cabai di pasaran tinggi maka banyak yang berbicara lantang. Berbeda halnya jika petani harus menelan harga yang rendah untuk komoditas yang diusahakannya selama berbulan-bulan dengan susah payah.
“Kalau harga jatuh ya petani sendiri yang menanggung kerugiannya. Tak pernah ada bantuan apapun kepada petani supaya tidak rugi ketika harga jatuh,” katanya.
Karenanya dia berharap agar pemerintah turut membantu petani untuk membeli cabai petani dengan harga lebih tinggi dari yang berlaku di lapangan khususnya ketika di musim panen.
Sebenarnya di Desa Sidodadi sudah ada Sub Terminal Agribisnis (STA) untuk menampung cabai petani. Namun diakuinya, belum semuanya menjualnya melalui STA melainkan kepada penampung lain.
“Mungkin karena masih ada riwayat dengan penampung lainnya, bisa pinjaman atau yang lain makanya tidak melalui STA. Sekarang ini ya masih 300-400 kg/kg,” katanya.
Panen cabai juga terjadi di Desa Bah-bah Buntu, Kecamatan STM Hulu, Deli Serdang. Di desa ini, pertanaman cabai dilakukan oleh Kelompok Tani Mawar, yang mengolah lahan seluas 6,5 hektare dan luas panen 2,5 hektare. Pertanaman cabai di satu hamparan ini tumbuh dengan baik dan diperkirakan menghasilkan panen sebanyak 15-20 ton/ha hingga dua bulan mendatang.
Kelompok Tani Mawar merupakan penerima bantuan benih dan sarana prasarana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan APBD tahun 2018 sebagai kawasan pengembangan tanaman cabai. Pelaksan harian (Plh) Kepala Bidang Hortikultura Sumatera Utara, Baharuddin Siregar dalam panen perdana tersebut hadir bersama dengan Kepala Dinas Pertanian Deli Serdang, Syamsul Bahri.
Baharuddin mengatakan, desa ini sengaja dipilih karena bisa dilakukan penanaman dalam satu hamparan. Dia memperkirakan hasil panennya bisa mencapai 15-20 ton dengan catatan dilakukan perawatan yang baik. Panen cabai ini bisa dilakukan hingga 3 bulan mendatang setiap tiga hari sekali. Saat ini harga cabai di tingkat petani masih di kisaran Rp 11.000/kg. Harga ini kurang menguntungkan bagi petani. Harga cabai bisa menguntungkan ketika paling kecil Rp 15.000/kg.
“Kalau soal pasar, pengepul datang ke lokasi. Jadi tak masalah. Harganya saja yang harus bisa lebih tinggi,” katanya
Ketua kelompok Tani Mawar, Tempat Barus mengatakan, petani merasa senang dengan hasil panen cabainya. Namun dia berharap harga pasar bisa menguntungkan petani. Pasalnya, petani sudah berupaya keras untuk menanam cabai jika panen melimpah dan harga jatuh petani akan merugi. [KM-05]