MEDAN, KabarMedan.com | Kuliah sambil bekerja bukanlah hal yang mudah. Nyatanya, tidak semua orang dapat melakukan kedua hal tersebut secara bersamaan. Banyak juga yang hanya memilih melakukan salah satu dari antara keduanya. Hal ini dikarenakan banyak dari mereka yang menyadari bahwa untuk melakukan keduanya secara bersamaan, pasti akan dijumpai beberapa kendala. Misal dalam hal mengatur waktu antara kuliah dan bekerja. Tenaga yang lebih banyak dibutuhkan, waktu luang yang tersita, dan lainnya.
Hal ini pula yang sempat dirasakan oleh M. Haris Nasution. Pemuda asli Medan ini, tercatat sebagai mahasiswa aktif di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Sumatera Utara. Haris yang saat ini duduk di semester 8 ini, merupakan seorang mahasiswa yang memutuskan untuk kuliah sambil bekerja.
Saat ini, Haris tercatat sebagai penyiar di salah satu radio komersil di Kota Medan. Menjadi penyiar radio merupakan salah satu hal yang sangat disukai oleh Haris. Hal ini bermula ketika dirinya mendapatkan kesempatan untuk menjadi penyiar di radio komunitas kampus.
“Bukan hal yang mudah menjadi seorang penyiar radio. Saya kerap dikritik karena dianggap memiliki suara cempreng dan tidak enak didengar. Namun, hal ini tidak menjadi kendala bagi saya, karena saya selalu menganggap bahwa kritikan yang diberikan merupakan satu bentuk keperdulian agar saya bisa menjadi penyiar yang lebih baik,” ujar Haris.
Merasa belum puas dengan pekerjaan sebagai penyiar di radio komunitas, Haris memberanikan diri untuk mendaftar di sebuah radio swasta. Untuk bisa menjadi penyiar di radio tersebut, Haris mengikuti ajang pencarian penyiar yang dilakukan oleh radio tersebut. Dengan ketekunannya, Haris berhasil meraih juara 3, sehingga ia mendapat kesempatan untuk ditraining selama 6 bulan sebagai penyiar.
Namun, ada beberapa kendala yang harus dihadapinya selama menjalani masa training, kendala terbesar yakni padatnya jadwal kuliah. Hal ini membuat ia mengambil keputusan untuk mengundurkan diri karena ia ingin memfokuskan diri pada perkuliahannya.
Vakum selama 3 bulan, Haris merasa harinya-harinya terasa kosong karena ia tidak melakukan kegiatan siaran selama 3 bulan. Merasa bahwa dirinya kecanduan untuk siaran, Haris memutuskan untuk menjadi penyiar lagi di salah satu radio swasta yang berbeda. Menjadi penyiar di radio dangdut, membuat ia memiliki lebih banyak lagi pengalaman.
“Menjadi penyiar radio dangdut sebenarnya sangat bertolak belakang dengan diri saya. Namun saya beranikan diri mengambil posisi sebagai penyiar di radio dangdut tersebut, karena ingin lebih banyak belajar,” tukasnya.
Baca Halaman Selanjutnya