Ini Kata Ketua Kadin Soal Banyak Pengusaha Enggan Berinvestasi di Daerah

Ketua Umum Kadin Sumut Ivan Iskandar Batubara (kiri pakai kemeja abu-abu) bersama Gubsu Edy Rahmayadi.

MANDAILING NATAL, KabarMedan.com | Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Sumatera Utara, Ivan Iskandar Batubara mengapresiasi Gubsu Edy Rahmayadi yang telah membangun SMK Negeri I Ulu Pungkut, Kabupaten Mandailing Natal.

Hal tersebut disampaikan Ivan disela-sela peresmian SMK Negeri 1 Ulu Pungkut yang berada di Desa Huta Padang, Kecamatan Ulu Pungkut, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sabtu (22/2/2020).

Sekolah yang baru ini memiliki 6 ruang kelas dan lahan untuk praktik, sehingga para siswa dapat menempa keahlian pertanian, perkebunan dan peternakan, serta praktik langsung di lapangan mulai dari budidaya hingga pengolahan produk pertaniannya.

“SMK ini nantinya bisa berkolaborasi dengan pengusaha setempat untuk dapat pembelajaran langsung di masyarakat. Karena saat ini adalah era-nya Talent Capital, sehingga kita perlu memberdayakan orang-orang muda berbakat di setiap daerah khususnya di Mandailing Natal ini,” kata Ivan.

Berdasarkan kajian pengamat dan pakar ekonomi nasional yang bisa dipercaya, lanjut Ivan, ekonomi Indonesia di tahun 2020 tidak lebih baik dari tahun 2019. Saat ini bangsa Indonesia sedang memasuki masa fenomena disrupsi sehingga terjadi peningkatan angka pengangguran hingga ke pemutusan hubungan kerja perusahaan.

Menurutnya, walau pun laju pertumbuhan ekonomi di Sumut selalu di atas rata-rata di tingkat nasional, tetapi fakta berbanding dengan angka pengangguran yang cenderung meningkat pula.

“Ini fakta yang kontradiktif, KADIN sebenarnya sudah mengkaji ini. Penyebabnya ternyata Sumatera Utara sudah mulai ditinggalkan orang-orang terbaiknya, termasuk di Mandailing Natal. Kita sesungguhnya tidak kekurangan orang orang hebat, tapi putra-putri terbaik kita mulai meninggalkan daerah ini,” ujarnya.

Menurut penilaian Ivan, penyebab lainnya adalah suhu politik seperti pilkada yang menyebabkan stabilitas ekonomi tidak terkontrol. Seperti pilkada langsung di berbagai daerah, sehingga terjadi tarik menarik kepentingan, yang pada akhirnya misi pembangunan ekonomi itu tidak fokus lagi.

Belum lagi urusan soal pilkada selesai, ada kelompok yang tertekan dan akhirnya memilih meninggalkan daerahnya.

“Saya ini pengusaha, begitu juga rekan yang lain. Namun jangan jadikan politik itu merubah segalanya, persahabatan terputus dan sebagainya yang mengakibatkan tali silaturahmi terganggu. Bagi saya persaudaraan itu nilainya harus di atas urusan politik,” tegasnya.

Dia juga mengajak pengusaha lokal untuk berfikir bagaimana cara menumbuhkan kembali perekonomian, berinvestasi baru serta membuka lapangan kerja bagi warga.

“Pemerintah juga harus memahami apa itu investasi dan penanaman modal. Seorang pengusaha harus menghitung semua aspek yang dikeluarkan untuk investasi itu, yang pasti harus dikaji untuk tidak rugi,” katanya.

Ivan juga melontarkan kenapa banyak pengusaha enggan berinvestasi di daerah, karena dipandang beban investasinya terlalu tinggi. Maka sangat diharapkan ada sinergitas antara pengusaha yang akan berinvestasi dengan pemerintah daerah untuk meningkatkan daya saing daerah.

“Harus ada sinergitas dan membicarakan iklim mudah berinvestasi di daerah. Itu kuncinya,” pungkas Ivan. [KM-01]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.